Geometri bentuk kapal pukat cincin di Pantai Barat dan Timur Sumatera Utara
View/ Open
Date
2003Author
Sitompul, Joy Marthyn
Panjaitan, James P
Novita, Yopi
Metadata
Show full item recordAbstract
Bentuk geometri kapal harus disesuaikan dengan fungsi dan kerja kapal sesuai dengan peruntukannya. Jenis dan bentuk geometri yang berbeda ini dikarenakan berbedanya fungsi dan kerja yang akan dilakukan dari tiap-tiap kelompok kapal, Selain itu keadaan perairan (fishing ground) yang bervariatif yang disesuaikan dengan persyaratan daerah pengoperasian untuk tiap-tiap kelompok alat tangkap juga akan mempengaruhi.
Alat tangkap pukat cincin merupakan alat tangkap yang memiliki tingkat produktivitas secara umum yang cukup tinggi dan Kota Sibolga dan Medan merupakan 2 daerah yang masing-masing merupakan satu dari sekian daerah yang menjadi sentra kegiatan penangkapan ikan khususnya ikan pelagis di Selat Malaka dan Samudera Hindia. Jumlah produksi pukat cincin di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2000 sebesar ± 22% dari total produksi perikanan tangkap Sumatera Utara. Dari jumlah tersebut sekitar ± 27% berasal dari Kota Sibolga dan sekitar ± 18% berasal dari Kota Medan. Jenis alat tangkap yang paling mendominasi unit penangkapan di Sumatera Utara adalah jaring insang dan pancing dengan prosentasi masing-masing sebesar 31, 45% dari total unit penangkapan. Sedangkan pukat cincin menempati urutan ke-7 terbanyak setelah pukat kantong dengan prosentasi sebesar 2,49% dari total unit alat tangkap yang terdata pada tahun 2000. Dari jumlah tersebut ± 21% berada di Kota Sibolga dan ± 25% berada di Kota Medan.