dc.description.abstract | Gas metana merupakan GRK yang memiliki tingkat kontribusi sangat tinggi dan konsentrasinya telah meningkat sekitar 0,6% per tahun. Tumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) berkontribusi dalam produksi emisi gas metana karena sampah yang tertumpuk dan membusuk tanpa pengelolaan. Kampus IPB Dramaga berupaya untuk mencapai predikat Green Campus dengan melakukan upaya pengurangan emisi GRK, salah satunya berasal dari sampah organik. Saat ini, kampus IPB menggunakan teknologi komposter dalam mengolah sampah organiknya tetapi tidak maksimal karena masalah faktor produksi. Teknologi pengelolaan sampah organik dapat menjadi solusi karena memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan emisi GRK, contohnya hidrotermal. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengestimasi potensi emisi gas metana yang dihasilkan oleh sampah organik di kampus IPB, 2) mengestimasi potensi reduksi emisi gas metana yang dihasilkan dari penerapan teknologi hidrotermal, 3) mengestimasi potensi reduksi emisi gas metana yang dihasilkan dari penerapan teknologi komposter. Metode yang digunakan adalah metode Clean Development Mechanism (CDM) dan Profit Comparison Method (PCM). Hasil penelitian ini menunjukan emisi GRK sebelum adanya proyek adalah sebesar 29,71 ton gas metana per tahun. Potensi emisi GRK tergantung pada jumlah sampah organik yang diolah, emisi GRK teknologi hidrotermal sebesar 16,26 (45%). Teknologi hidrotermal terbukti mampu memberikan upaya pengurangan jumlah sampah organik di TPA Cikabayan. Teknologi hidrotermal juga mampu memberikan keuntungan bagi Kampus IPB karena penerimaan yang tinggi sebesar Rp1.752.000.000 dengan biaya total sebesar Rp408.272.800 per tahun. | id |