Evaluasi kinerja perusahaan BUMN perkebunan : Studi kasus pada PT Perkebunan Nusantara VIII, Bandung, Jawa Barat
Abstract
Dalam situasi krisis, subsektor perkebunan dijadikan sektor pemicu pembangunan nasional melalui peningkatan ekspor hasil perkebunan. Untuk meningkatkan ekspor, perlu dilakukan upaya peningkatan mutu dan daya saing produk perkebunan Indonesia agar mampu menembus pasar global yang sangat kompetitif. Sehubungan dengan hal ini, BUMN Perkebunan, sebagai salah satu produsen produk perkebunan Indonesia, dituntut mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas guna meningkatkan posisi dan daya saingnya.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, BUMN Perkebunan perlu melakukan usaha-usaha yang bersifat strategis. Proses perencanaan strategi membutuhkan informasi mengenai kinerja agar perencanaan dapat disusun sesuai dengan kemampuan perusahaan dan mengarah pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil penilaian kinerja akan digunakan sebagai tolok ukur dalam penentuan tingkat kesehatan perusahaan. Penentuan tingkat kesehatan ini penting sebagai faktor pendorong bagi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Mengingat pentingnya informasi mengenai kinerja dan penentuan tingkat kesehatan bagi perusahaan BUMN Perkebunan, maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk mengatur hal tersebut. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja dan menentukan tingkat kesehatan perusahaan BUMN Perkebunan dengan menggunakan kriteria-kriteria dan ketetapan yang terdapat dalam SK Menkeu tersebut. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah PT Perkebunan Nusantara VIII yang ...