Pertumbuhan dan perkembangan rotan manau (Colamus manan Miquel) dan rotan hias (Calamus ciliaris Blume) dalam cultur in vitro
View/ Open
Date
1995Author
Liem, Hedwig Maria Kristina
unawan, Livy Winata
Metadata
Show full item recordAbstract
Rotan manau yang banyak digunakan sebagai kerangka dalam industri mebel dan rotan hias yang banyak digunakan sebagai tanaman hias dewasa ini ketersediaannya makin terbatas. Perbanyakan secara konvensional memerlukan waktu lama dan meng- hasilkan bibit dalam jumlah terbatas. Teknik in vitro diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut.
Embrio rotan manau (Calamus manan Miquel) dikecambahkan pada media dengan kombinasi zat pengatur tumbuh 2 jenis sitokinin (BAP dan Kinetin) masing- masing 1 taraf yaitu 6 ppm; dan auksin NAA pada 3 taraf konsentrasi yaitu 2, 10, dan 20 ppm. Pada saat subkultur taraf NAA diturunkan menjadi 1 taraf, yaitu 2 ppm.
Perkecambahan embrio pada media dengan sitokinin BAP lebih tinggi diban- dingkan dengan kinetin, terutama pada konsentrasi NAA yang rendah. Konsentrasi NAA yang tinggi akan menginduksi terbentuknya kalus dan menghambat pem- bentukan daun, baik dikombinasikan dengan BAP maupun Kinetin. Pada taraf NAA 2 ppm, kultur yang menggunakan kinetin menghasilkan persentase pembentukan daun dan akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultur yang menggunakan BAP. Kenaikan konsentrasi NAA sampai 10 ppm pada penambahan BAP akan mening- katkan persentase kultur yang membentuk daun dan akar, tetapi kenaikan konsentrasi NAA pada penambahan kinetin akan menurunkan persentase kultur yang membentuk daun dan akar.
Jenis sitokinin dan taraf NAA tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun / tanaman dan jumlah akar / tanaman. Panjang daun dan panjang akar dipengaruhi interaksi antara jenis sitokinin dan konsentrasi NAA. Kenaikan taraf NAA saat inisiasi menghambat pemanjangan daun dan akar jika dikombinasikan dengan kinetin. Jika ...
