Analisis efisiensi faktor-faktor produksi usahatani ayam ras pedaging
Abstract
Usaha peternakan ayan ras pedaging di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut telah menunjukkan peranan yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan daging ayam dalam negeri, peningkatan pendapatan peternak serta mendorong pertumbuhan sektor industri lain. Melihat begitu pentingnya peranan usaha peternakan ini, maka pemerintah ikut mengatur perkembangan usaha tersebut melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan luarkan. Hal ini dimaksudkan agar dapat yang dikemenguntungkan semua pihak terutama peternak rakyat yang sering tidak mampu bersaing dengan perusahaan besar, karena memiliki kelemahan dalam permodalan. Kebijaksanaan tersebut dituangkan dalam bentuk Keppres Nomor 22 tahun 1990 dan Keputusan Menteri Pertanian No. 362/Kpts/TN/120/5/1990, yang isinya antara lain mengatur tentang kewajiban bagi perusahaan yang bermodal kuat untuk membina peternak kecil (rakyat) baik dalam penyediaan sarana produksi, kegiatan budidaya maupun pemasaran hasil, dalam bentuk kerjasama inti-plasma.
Salah satu kunci keberhasilan usaha peternakan ayam pedaging adalah apabila peternak telah menjalankan ras usahanya (menggunakan faktor-faktor produksinya) secara efisien. Oleh karena itu perusahaan besar sebagai inti, memberikan pembinaan terhadap peternak plasma dengan cara menyediakan sarana produksi yang merupakan satu paket teknologi yang juga dikatakan telah efisien. Namun pada kenyataannya, sering dijumpai peternak-peternak plasma yang menutup usahanya karena mengalami kerugian, akibat tidak mampu bersaing dengan perusahaan besar dalam penen- tuan harga di pasar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) apakah usaha peter- nakan ayam ras pedaging saat ini masih menguntungkan; (b) apakah tingkat penggunaan faktor produksi oleh peternak plasma tersebut sudah efisien; (c) bagaimana kondisi skala usaha yang dilakukan oleh peternak plasma: (d) bagaimana tingkat keuntungan yang diperoleh peternak plasma apabila penggunaan faktor produksi dalam kondisi optimal….dst