Pengaruh ukuran bibit dan dosis NPK terhadap pertumbuhan Red Ginger(AAlpinia purpurata L.)
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Baranangsiang, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan Maret 1998 sampai Juli 1998. Bahan yang digunakan terdiri dari tunas Alpinia purpurata sebanyak 72 tunas yang berupa tunas aksilar yang berasal dari beberapa tanaman yang berbeda, pupuk NPK 15:15:15 sebanyak 200 g, pasir, fungisida dan insektisida. Alat yang digunakan adalah pot plastik warna hitam dengan diameter 20 cm sebanyak 24 buah, gembor, sprayer, timbangan, ember, gelas ukur dan gelas aqua.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua factor yang disusun secara faktorial. Faktor pertama yaitu perlakuan ukuran bibit yang terdiri dari dua taraf yaitu tinggi bibit 10-15 cm dan tinggi bibit 20-25 cm. Faktor kedua yaitu perlakuan dosis NPK yang terdiri dari empat taraf yaitu 0 ppm, 200 ppm, 400 ppm, dan 800 ppm. Percobaan tersebut terdiri atas 8 kombinasi perlakuan dan tiap perlakuan diulang tiga kali sehingga secara keseluruhan diperoleh 24 kombinasi perlakuan. Setiap ulangan terdiri dari tiga tanaman sehingga jumlah seluruhnya ada 72 tanaman. Pengamatan dilakukan setiap minggu terhadap tanaman bibit, anakan pertama, anakan kedua dan anakan ketiga yang meliputi parameter jumlah anakan, saat muncul tunas anakan, tinggi tunas, jumlah daun dan ukuran daun yang meliputi panjang dan lebar daun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang berasal dari bibit yang tingginya 20-25 cm dengan perlakuan dosis NPK 800 ppm menghasilkan jumlah anakan yang lebih besar, saat muncul anakan yang lebih cepat, tinggi anakan pertama, kedua dan ketiga yang lebih besar, jumlah daun anakan pertama, kedua dan ketiga yang lebih besar, serta panjang dan lebar daun anakan pertama, kedua dan ketiga yang lebih besar.
Ukuran bibit berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas, saat muncul anakan pertama, kedua dan ketiga, tinggi anakan pertama, kedua dan ketiga, jumlah daun anakan pertama, kedua dan ketiga serta panjang dan lebar daun anakan pertama, kedua dan ketiga. Bibit yang tingginya 20-25 cm menghasilkan pertumbuhan anakan yang lebih baik dibandingkan bibit yang tingginya 10-15 cm. Hal tersebut terlihat dari tingginya nilai-nilai dari parameter yang diamati yaitu jumlah tunas, saat muncul anakan pertama, kedua dan ketiga, tinggi anakan pertama, kedua dan ketiga, jumlah daun anakan pertama, kedua dan ketiga serta panjang dan lebar daun anakan pertama, kedua dan ketiga. Bibit yang tingginya 10-15 cm mengalami pertambahan tinggi, pertambahan jumlah daun serta pertambahan panjang dan lebar daun yang lebih besar dibandingkan bibit yang tingginya 20-25 cm….dst