dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan peubah yang paling tepat untuk menggambarkan penciri mutu benih di penyimpanan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih dan Laboratorium Cendawan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Institut Pertanian Bogor.
Benih kedelai varietas Wilis disimpan di ruang penyimpanan dengan kondisi ruang kamar (RH-80-90% dan t=27-31°C). Penyimpanan benih dilakukan terhadap lot benih setelah panen, disimpan 1 bulan hingga disimpan 7 bulan, sehingga diperoleh 8 variasi tingkat viabilitas benih. Delapan lot benih tersebut diuji viabilitasnya dengan menggunakan peubah daya berkecambah (DB), berat kering kecambah normal (BKKN), potensi tumbuh maksimum (PTM), kecepatan tumbuh (Ker), keserempakan tumbuh (Ksr), kecambah normal hitungan pertama (KN1), daya hantar listrik (DHL), kadar air benih (KA), bobot 1000 butir (BSB), persen benih normal pada uji Tetrazolium (TTZ). Analisis data dilakukan terhadap data yang telah ditransformasi ke skor Z, kemudian dianalisis regresi dan korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua peubah yang digunakan dapat memberikan keragaman terhadap viabilitas benih, sehingga dapat mendeteksi penurunan mutu benih selama di penyimpanan.
Peubah DB dipilih sebagai peubah tak bebas, peubah yang lainnya berperan sebagai peubah bebas. Pemilihan peubah didasarkan pada koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r). Berdasarkan nilai koefisien determinasi peubah yang terpilih adalah peubah Keт, BKKN, TTZ, KN1, DHL dan KST. Berdasarkan nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa banyak peubah-peubah yang satu sama lainnya saling berkorelasi dengan nilai korelasi yang cukup tinggi.
Jika penentuan peubalı yang paling tepat didasarkan kepada nilai koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) maka dapat ditentukan bahwa peubah ... | id |