Show simple item record

dc.contributor.advisorKuntjoro
dc.contributor.authorHermawan, Jajang
dc.date.accessioned2024-05-28T03:02:58Z
dc.date.available2024-05-28T03:02:58Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151876
dc.description.abstractDengan Inpres No. 9 Tahun 1975, Pemerintah mengubah sistem produksi gula di Indonesia secara mendasar yaitu dengan diakhirinya sistem produksi lama yang didasarkan pada sistem penyewaan lahan petani oleh pabrik-pabrik gu- la, dan sebagai gantinya dikembangkan sistem pengusahaan tebu oleh para petani sendiri melalui pelaksanaan Program Tebu Rakyat Intensifikasi. Tujuan resmi dilaksanakannya program TRI adalah un- tuk meningkatkan produksi gula dalam negeri dan untuk mem- perbaiki pendapatan petani melalui peningkatan produktivi- tas yang dicapai dengan pengelolaan usahatani secara in- tensif. Untuk mendukung usaha tersebut, Bank Rakyat In- donesia sebagai lembaga keuangan memberikan fasilitas kre- dit bagi petani TRI. Dalam perkembangannya ternyata program TRI banyak menimbulkan masalah; diantaranya dalam masalah permodal- an/kredit. Dari segi permodalan/kredit terdapat kecende- rungan adanya tunggakan yang relatif makin besar. Sampai akhir bulan September 1994 jumlah tunggakan kredit TRI se- cara nasional mencapai Rp 188,25 milyar yang dihitung se- cara kumulatif sejak musim tanam (MT) 1984/1985 sampai ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis pengaruh faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi terhadap tingkat pengembalian kredit tebu rakyat intensifikasi di tingkat petani pada musim tanam 1993/1994 : Studi kasus di Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record