Karakteristik pemukiman di DAS Ciliwung Bagian Tengah, kota Bogor, Jawa Barat
Abstract
Urbanisasi yang merupakan proses perubahan sistem suatu wilayah perdesaan menjadi wilayah perkotaan. Hal ini antara lain menyebabkan meningkatnya kebutuhan perumahan disertai dengan peningkatan sarana dan prasarana yang memadai untuk kebutuhan hidup. Proses urbanisasi di Kota Bogor ini diduga mempengaruhi karakteristik pemukiman di DAS Ciliwung Bagian Tengah yang memiliki saling keterkaitan dan ketergantungan di antara penduduk mulai dari hulu sampal ke hilir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola tata ruang, ketersediaan infrastruktur, ruang terbuka hijau dan fasilitas umum pada berbagai pemukiman di DAS Ciliwung Bagian Tengah, Kota Bogor serta memetakan karakteristik pemukiman dikaitkan dengan proses urbanisasi.
Penelitian di lapang dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2001. Lokasi yang dipilih adalah Desa Katulampa untuk bagian hulu, Kelurahan Babakan Pasar untuk bagian tengah dan Kelurahan Kedung Halang untuk bagian hilir. Pemilihan lokasi didasarkan atas jaraknya terhadap pusat kota dan ketiganya terletak pada DAS Ciliwung Bagian Tengah, Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah metode survei yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah pra survei, dilakukan interpretasi foto udara dan peta rupa bumi untuk mengetahui pola penutupan lahan. Tahap kedua adalah survei lapang, berupa pengumpulan data biofisik, sosial dan demografi. Tahap ketiga adalah pasca survei, dilakukan analisis data biofisik dan spasial. Pemilihan contoh rumah dilakukan secara acak, diambil 30 contoh untuk tiap lokasi.
Lokasi penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat urbanisasi dengan menggunakan Principal Component Analysis (PCA) yang dilanjutkan dengan Analisis Biplot. Peubah yang digunakan meliputi aspek sosial, ekonomi dan fisik. Kedung Halang ditetapkan sebagai daerah dengan tingkat urbanisasi tinggi (UT), Katulampa sebagai daerah dengan tingkat urbanisasi sedang (US) dan Babakan Pasar sebagai daerah dengan tingkat urbanisasi rendah (UR).
Persentase ruang terbuka hijau yang lebih besar dari ruang terbangun di UT merupakan potensi untuk dikembangkan menjadi daerah pemukiman baru. Begitu juga keadaannya di US, sehingga perencanaan yang baik harus dilakukan untuk menjadikan lingkungan pemukiman yang ramah dan manusiawi. Persentase ruang terbangun yang besar (98.24%) di UR menunjukkan tingkat kepadatan pemukiman yang tinggi dengan minimnya infrastruktur menjadikan UR daerah urban yang tertinggal…dst