Analisis preferensi konsumen terhadap minuman jus buah (Fruit Juice) kemasan bermerek : Kasus konsumen Buavita dan Berri di Kotamadya bogor
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah memahami proses keputusan pembelian dan menganalisis preferensi konsumen terhadap jus buah kemasan bermerek yang dalam penelitian ini digunakan merek Berri dan Buavita. Dari hasil anatisis ersebut diharapkan diperoleh informasi yang berguna dalam mengembangkan strategi pemasaran.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Sedangkan teknik penarikan responden dilakukan secara judgement sampling yaitu konsumen supermarket yang sedang membeli produk jus buah kemasan dan sudah pemah mengkonsumsi setidaknya salah satu merek yang diteliti. Untuk mengetahui preferensi atribut digunakan sebanyak tujuh atribut yaitu merek terkenal, harga, tanpa bahan pengawet, diperkaya vitamin C, rasa, kemasan dan kemudahan memperoleh. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tabulasi deskriftif dan model Multiatribut Fishbein. Analisis tabulasi deskriftif bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian konsumen. Sedangkan model Multiatribut Fishbein digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap dua buah merek yang diuji.
Diketahui karakteristik umum konsumen yang ditemui adalah sebagian besar berjenis kelamin wanita (66,3%), usia 25-34 tahun (48,8%), status sudah menikah (65%) dan tingkat pendidikan sampai perguruan tinggi (73,8%) Hasil identifikasi yang dilakukan diperoleh bahwa dari 66,3% konsumen wanita tersebut mayoritas adalah pekerja yang sudah menikah baik pada instansi swasta maupun pemerintah. Sedangkan sisanya sebanyak 33,8% konsumen pria juga sebagian besar merupakan pekerja yang sudah menikah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen jus buah kemasan khususnya yang berukuran 0,5-1 liter adalah pria dan wanita pekerja yang sudah menikah. Sedangkan jika dilihat dari tingkat pengeluaran diketahui sebagian besar konsumen yang belum menikah yaitu sebanyak 14 orang (50%) mempunyai rata-rata pengeluaran pada selang Rp >500.000-1.000.000 per bulannya. Sedangkan untuk konsumen yang sudah menikah (berkeluarga) sebagian besar atau sebanyak 17 orang (32,7%) rata-rata pengeluarannya berada pada selang Rp >1.000.000-2.000.000 per bulan.
Proses keputusan konsumen dimulai dengan tahap pengenalan kebutuhan yang mencakup motivasi dan manfaat yang mereka harapkan. Motivasi utama konsumen membeli jus buah kemasan adalah karena praktis (45%) sehingga penyajiannya lebih mudah dan menghemat waktu. Sedangkan manfaat yang diharapkan konsumen ialah menjadikannya sebagai minuman selingan (60%) dan untuk menjaga kesehatan (36,3%). Sumber informasi konsumen dalam memperoleh jus buah kemasan ialah tempat berbelanja (61,3%), begitu juga dengan media yang paling mempengaruhi mereka.
Rasa merupakan atribut pertimbangan awal konsumen dalam membeli jus buah kemasan (56,3%), sehingga rasa yang enak atau cocok merupakan alasan utama konsumen memilih suatu merek (48,8%). Sebagian besar konsumen membeli secara mendadak yaitu ketika berbelanja timbul keinginan untuk membeli (45%). Hal tersebut menandakan rendahnya keterlibatan konsumen dalam membeli. Umumnya konsumen merasa puas setelah meminum jus buah kemasan (68,8%) dan tak satupun yang mengatakan tidak puas, akan tetapi tingkat loyalitas konsumen jus buah kemasan masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas dapat disimpulkan jenis proses keputusan konsumen dalam penelitian ini merupakan pemecahan masalah terbatas (PMT) yang diantaranya dicirikan oleh pencarian informasi yang terbatas
anya pada supermarket, tingkat keter1ibatan dan loyalitas merek yang rendah.
Dari hasil analisis preferensi atribut diketahui bahwa atribut yang paling iinginkan atau paling panting bagi konsumen adalah rasa. Rasa yang enak menurut sebagian konsumen adalah yang terasa sari buahnya dan tidak tertalu anis atau asam. Atribut berikutnya secara berurutan adalah diperkaya vitamin C, tidak mengandung bahan pengawet, kemudahan memperoleh, kemasan. merek terkenal dan terakhir harga. Atribut harga tidak terfalu penting bagi konsumen karena umumnya responden adalah kelas menengah ke atas. Selain itu karena banyaknya alternatif pilihan merek dengan berbagai ukuran dan harga serta pilihan jenis rasa buah yang relatif sama. Hasil analisis preferensi konsumen terhadap merek Berri dan Buavita menunjukkan bahwa skor sikap (Ao) yang diperoleh Buavtta lebih tinggi daripada skor sikap (Ao) Berri yaitu 8,99 dan 7,87. lni berarti secara keseluruhan jus buah kemasan merek Buavita lebih disukai konsumen daripada Berri. Namun apabila ditinjau dari setiap skor kepercayaan atribut (bi) yang dimiliki masing-masing merek maka Buavita dinilai lebih unggul pada empat atribut yaitu memiliki rasa yang lebih pas, mudah diperoleh, harga lebih murah dan merek terkenal. Sedangkan jus buah kemasan merek Berri lebih unggul pada atribut diperkaya vitamin C, tidak menggunakan bahan pengawet dan kemasan yang menarik.
Dalam mengembangkan strategi pemasaran jus buah kemasan sebaiknya produsen lebih memperhatikan beberapa atribut yang dinilai lebih penting oleh konsumen seperti rasa, kandungan vitamin C dan tidak menggunakan pengawet. Hal ini didasarkan pada keter1ibatan konsumen yang rendah sehingga atribut yang dievaluasi hanya beberapa atribut penting saja. Rasa yang tidak ter1alu manis atau asam dan terasa sari buahnya adalah ciri terpenting yang harus diperhatikan. Kandungan vitamin C dalam jus buah kemasan perlu dipertahankan karena kepercayaan konsumen pada atribut ini sudah baik, berbeda dengan atribut tanpa bahan pengawet yang masih memertukan upaya untuk meningkatkan kepercayaan konsumen baik melalui promosi yang lebih gencar maupun iklan. Per1uasan jaringan distribusi juga penting dipertimbangkan karena distribusi minuman jus buah kemasan masih relatif terbatas pada supermarket. Sltuasi persaingan yang meningkat memerlukan segmentasi berdasark.an karakteristik demografi atau perilaku.