Show simple item record

dc.contributor.advisorKuntjoro
dc.contributor.authorSenobua, Regina Rante
dc.date.accessioned2024-05-27T00:37:45Z
dc.date.available2024-05-27T00:37:45Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151562
dc.description.abstractMinyak akar wangi merupakan komoditi yang hampir seluruhnya diekspor dan hanya sebagian kecil (7.8 persen) digunakan untuk industri kosmetik, parfum dan sabun di dalam negeri BPEN (1987). Komoditi ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dan pengusahaannya memberikan peranan pada penyediaan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan petani. Pengusahaan akar wangi merupakan rangkaian pengusahaan agribisnis mulai dari usahatani, pengolahan sampai dengan pemasaran di tingkat eksportir kemudian diekspor ke konsumen di luar negeri dan harus diupayakan secara efisien. Pemasaran sebagai salah satu bagian dari rangkaian pengusahaan tersebut merupakan bagian penting dalam peningkatan pendapatan petani atau lembaga pemasaran yang terlibat serta dalam penentuan harga minyak akar wangi Indonesia. Minyak akar wangi sebagai komoditi ekspor harus dapat bersaing dengan negara produsen yang lain dalam hal kualitas dan kuantitas produksi serta harga. Permasalahan yang sering terjadi dalam pengusahaan minyak akar wangi adalah produktivitas yang rendah, mutu yang bervariasi, harga yang fluktuatif dan posisi petani yang lemah dalam pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran minyak akar wangi dan struktur pemasarannya, mengetahui keterpaduan pasar pada tingkat produsen dan eksportir serta mengetahui prospek minyak akar wangi Indonesia dalam meningkatkan ekspor. Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh dari daerah sentra produksi minyak akar wangi Indonesia yaitu di desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat dan data sekunder dari instansi-instansi terkait. Data primer digunakan untuk menganalisis marjin pemasaran dan struktur pemasaran sedangkan data sekunder digunakan untuk menganalisis keterpaduan pasar dan mengetahui prospek minyak akar wangi. Saluran pemasaran minyak akar wangi dari petani penyuling ke pedagang pengumpul kemudian ke eksportir. Penjualan minyak akar wangi lebih banyak dilakukan secara kontrak dan bertindak sebagai penentu harga adalah pedagang pengumpul atau eksportir. Marjin pemasaran terbesar ada pada petani penyuling karena harus menanggung biaya pengolahan minyak akar wangi. Struktur pasar yang dihadapi petani penyuling dan pedagang pengumpul adalah oligopsoni (buyer market). Minyak akar wangi yang diperjualbelikan seragam, sehingga harga jualnya cenderung seragam dan ada standarisasi mutu di tingkat eksportir. Hambatan bagi pesaing untuk masuk pasar cukup tinggi karena relatif tingginya modal yang diperlukan, adanya keterikatan dengan pelanggan. Sumber informasi pasar bagi petani penyuling sangat terbatas yaitu dari pedagang pengumpul. Analisis keterpaduan pasar menunjukkan tidak terpadunya pasar dalam jangka pendek dan jangka panjang. Perubahan harga di tingkat eksportir tidak dapat menggambarkan perubahan harga di tingkat petani penyuling. Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber informasi di tingkat petani penyuling dan situasi pasar yang tidak bersaing….dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural economicid
dc.subject.ddcMarketingid
dc.titleAnalisis pemasaran minyak akar wangi dan prospeknya dalam meningkatkan eksporid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record