Analisis nilai tambah dan titik impas usaha penyulingan minyak akan wangi ;Studi kasus: Penyulingan Mamat Rahmat, Kab. DT.II Garut, Jawa Barat
Abstract
Volume dan nilai ekspor minyak akar wangi perode tahun 1981-1995 Bengalami fluktuasi dengan perkembangan rata-rata masing-masing sebesar 29 persen/th dan 20.86 persen/th. Selain itu peranan nilai ekspor minyak akar wangi erhadap minyak atsiri periode tahun 1991-1995 mengalami peningkatan. Sentra produksi minyak akar wangi di Indonesia adalah Kab. Garut dengan perkembangan produksi sebesar 1.39 persen per tahun. Dengan melihat kondisi seperti di atas maka perlu pengkajian mengenai minyak akar wangi khususnya di Kab. Garut.
Permasalahan yang dihadapi oleh penyuling yaitu penggunaan bahan baku lalam keadaan kotor bertanah dan kualitas air suling yang tidak memenuhi syarat. Dengan kondisi tersebut perlu dilihat berapa besar nilai tambah dan tingkat keuntungan Pang terjadi? Selain itu penyuling juga menghadapi kendala harga jual yang perfluktuasi. Dengan tingkat produksi yang dicapai maka perlu dilihat bagaimana Condisi impas dan kemampuan memperoleh laba perusahaan (KML) serta pengaruh Perubahan harga jual dan upah tenaga kerja terhadap nilai impas dan KML?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) untuk mengetahui keragaan agroindustri kar wangi mencakup pengadaan bahan baku, proses penyulingan, pengemasan dan pemasaran, (b) menganalisis nilai tambah dan tingkat keuntungan agroindustri akar wangi dan distribusinya terhadap tenaga kerja dan faktor produksi lainnya, ) menganalisis titik impas penjualan serta kemampuan memperoleh laba, dan d) menganalisis pengaruh perubahan harga jual dan upah tenaga kerja terhadap titik impas dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara engan penyuling, dan data sekunder dari lembaga atau instansi terkait. Sedangkan lat analisis yang digunakan yaitu analisis nilai tambah, titik impas, kemampuan memperoleh laba, dan sensitivitas. ...