dc.description.abstract | Pada PJP II produksi dan produktivitas sayuran terus di dorong untuk ditingkatkan lagi sebagai komoditi alternatif. Salah satu komoditi sayuran yang diandalkan untuk ditingkatkan adalah tanaman kentang (Solanum Tuberosum L.). Kebutuhan akan kentang semakin bertambah, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan perbaikan ekonomi masyarakat terutama di kota-kota besar. Secara agregat perkembangan produksi, luas areal dan produksi per hektar usahatani kentang dapat diketahui bahwa produksi kentang cenderung meningkat, demikian juga luas lahan, tetapi produktivitasnya masih tetap rendah. Hal ini disebabkan karena penggunaan bibit yang kurang bermutu, kurang tepatnya pengendalian hama dan penyakit dan pemanfatan lahan masih belum intensif. Kenyataan ini dapat diindikasikan oleh produksi per hektar di beberapa daerah di Indonesia.
Sesuai dengan masalah yang ada dalam usahatani kentang di Kecamatan Silimakuta maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani kentang sehingga diketahui apa saja yang berperan dalam menetukan pendapatan usahatani dan menganalisis penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kentang dan kondisi skala usahataninya di Kecamatan Silimakuta. | id |