Show simple item record

dc.contributor.advisorHartoyo, Sri
dc.contributor.authorPrabowo, Tjondro
dc.date.accessioned2024-05-21T06:43:55Z
dc.date.available2024-05-21T06:43:55Z
dc.date.issued1989
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150925
dc.description.abstractUpaya peningkatan produksi beras di Indonesia mengalami kembali gejala kejenuhan (levelling off), setelah pada tahun 1984 dapat mewujudkan swasembada beras. Gejala kejenuhan tersebut timbul akibat adanya kendala dalam pelaksanaan Insus. Pada MT 1985/1986 realisasi tanam Insus hanya mencapai 70 % dari rencana, sehingga produktivitas padi secara nasional tidak dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Secara umum kendala utama dari peningkatan areal Insus adalah perkembangan tingkat kemampuan kelompoktani yang lebih lamban dari kebutuhan, sehingga sebagian teknologi teradopsi. mutakhir belum dapat Bertitik tolak dari kendala tersebut, mulai MT 1987 pemerintah melaksanakan Supra Insus sebagai pengembangan lebih lanjut dari Insus agar dapat menerapkan teknologi mutakhir. Dalam pelaksanaan Supra Insus direkomendasikan Paket Teknologi Produksi Supra Insus. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengaruh teknologi produksi supra insus terhadap produksi dan pendapatan petaniid
dc.titlePengaruh teknologi produksi supra insus terhadap produksi dan pendapatan petani : Studi kasus di desa sumbersari, Kec. Moyudan, Kab. Sleman, DI Yogyakartaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record