Studi profil dan keefektivan kelompok peternak : Kasus Pada kelompok peternak domba ekor gemuk Linggamekar dan MekarJaya, Desa Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
Abstract
Meningkatnya industrialisasi di Indonesia mempunyai andil terhadap meningkatnya alih fungsi lahan subur menjadi industri dan pemukiman yang secara langsung juga meningkatkan jumlah petani gurem di Indonesia, yaitu sebesar 0,64 persen. Biro Pusat Statistik mengemukakan bahwa rumahtangga pengguna lahan melakukan diversifikasi usaha, yakni selain tanaman pangan dan perkebunan, juga peternakan, dimana yang terakhir ini tercatat pertumbuhannya 26,8 persen selama kurun waktu 10 tahun.
Dilain pihak perkembangan jumlah populasi ternak juga diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan pangan dan gizi masyarakat Indonesia. Gambaran neraca bahan makanan pada tahun 1987-1990 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi perhari masyarakat Indonesia masih di bawah standar kecukupan. Oleh karena program diversifikasi pangan perlu digalakkan dan ditingkatkan.
Untuk mendukung produktivitas diversifikasi usaha dan diversifikasi pangan, Jenderal Peternakan pemerintah melalui Direktorat mengintroduksikan ternak pilihan berupa unggas dan ternak kecil (kambing dan domba). Usaha ternak domba merupakan suatu strategi untuk meningkatkan pendapatan petani gurem dan memenuhi gizi masyarakat, karena ternak domba relatif tidak memerlukan banyak lahan atau modal, mudah pemeliharaannya, cepat berkembang biak dan menghasilkan kotoran yang baik untuk pupuk kandang.
Intervensi pemerintah untuk petani gurem berupa stimulan domba telah lama dilakukan melalui pendekatan kelompok. Sehubungan dengan itu perlu dilihat tentang profil rumahtangga petani yang akses terhadap stimulan, dinamika dan efektivitas kelompok serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dampak stimulan terhadap masyarakat dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kelompok peternak…dst