Efektifitas pembiayaan usaha kecil pada Baitul Maal Wat Tamwil : Studi kasus KBMT Wahana Insan Mu'amalah , kotamadya Bogor, Jawa Barat
Abstract
Kondisi perbankan di Indonesia yang kini telah menjamur hingga ke pelosok pedesaan, sungguh mengkhawatirkan. Bank-bank nasional merekrut dana-dana masyarakat di pedesaan kemudian diberikan kepada sebagian kecil masyarakat di perkotaan. Sehingga terjadilah capital flight dari desa ke kota. Ketidakmampuan pengelolaan usaha sebagian kecil masyarakat tersebut akhirnya membawa lebih dari 200 juta penduduk Indonesia kepada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Akhirnya setelah bank-bank yang ada (bank konvensional) dirasakan mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya, maka dibentuklah bank-bank Islam atau lembaga keuangan yang berusaha menerapkan prinsip syari'at Islam dengan sistem bagi hasilnya, yang salah satu diantaranya adalah Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil (KBMT).
Namun demikian bermunculannya KBMT-KBMT ini tidak boleh tanpa kendali. KBMT harus mampu berkembang tidak hanya kuantitas lembaganya saja, tetapi juga kualitasnya yang pada akhirnya diarahkan pada efisiensi dan efektivitas kerjanya. Untuk mendapatkan suatu KBMT yang efektif dalam pembiayaannya memang tidak mudah. Banyak permasalahan yang harus diketahui dan dipecahkan. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan, penyaluran pembiayaan, pemanfaatan/penggunaan dana pembiayaan dan pengembalian pembiayaan pada pada BMT, (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas pembiayaan pada BMT dilihat dari persepsi nasabah dan pengelola BMT, (3) Bagaimana dampak efektivitas pembiayaan bagi nasabah dan BMT. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mempelajari prosedur pengajuan pembiayaan, penyaluran pembiayaan, pemanfaatan/penggunaan dana pembiayaan dan prosedur pengembalian pembiayaan, (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembiayaan pada BMT dan (3) Mengidentifikasi dampak efektivitas pembiayaan bagi nasabah dan pihak BMT.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data studi kasus yang dilaksanakan di KBMT Wasilah, Kotamadya Bogor. Analisis data dilakukan dengan 2 cara yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif diukur dengan menggunakan skala Likert. Sedangkan analisis statistik menggunakan alat analisis Regresi Berganda Polinomial dan Analisis Komponen Utama. Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan suatu pembiayaan di KBMT.
Prosedur pembiayaan pada KBMT Wasilah terdiri dari 4 tahap yaitu tahap pengajuan pembiayaan, tahap penyaluran pembiayaan, tahap pemanfaatan dana pembiayaan dan tahap pengembalian pembiayaan. Untuk menjadi nasabah pertama kali calon nasabah harus mengajukan permohonan pembiayaan dengan syarat (1) mengisi aplikasi permohonan pembiayaan, (2) Mengisi formulir pendapatan dan pengeluaran keluarga, (3) Fotokopi KTP dan (4) Fotokopi KK. Setelah keempat persyaratan tersebut dipenuhi calon mitra, maka dilakukan wawancara singkat tentang karakteristik calon mitra dan keragaan usahanya. Kemudian untuk mengetahui kondisi usaha dan latar belakang calon mitra secara langsung maka dilakukan kunjungan ke lapang (on the spot/OTS). Dari hasil wawancara dan OTS, dibuat analisa kelayakan usaha yang dituangkan dalam bentuk MAP (Memorandum Analisis Pembiayaan). Apabila permohonan pembiayaan disetujui dalam rapat komite maka akan dilakukan dropping/pencairan dana. Dana yang telah cair bisa langsung dimanfaatkan oleh mitra untuk usaha…dst