Pengelolaan pembibitan untuk peremajaan tanaman karet di kebun Bandar Bejamu Sumatera Utara
Abstract
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi ekspor perkebunan, yang penting artinya bagi peningkatan devisa negara. Sampai sekarang nilai ekspor karet alam Indonesia masih tetap menduduki tempat teratas diantara komoditi ekspor perkebunan lainnya. Peranannya sebagai sumber bahan baku dari berbagai industri akan semakin menonjol di masa datang dibandingkan dengan karet sintetis. Karena bahan mentah untuk keperluan karet sintetis, khususnya minyak bumi, akan terus menghadapi situasi krisis. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa ongkos produksi karet sintetis cenderung meningkat, sekurang- kurangnya mencapai 10% pada tahun 1973 (Berita Yudha, 1973).
Dalam tiga puluh tahun terakhir ini konsumsi dunia akan, karet, baik karet alam maupun sintetis, semakin bertambah dengan kenaikan 6.8% tiap tahun. Kenaikan ini masih terus berlangsung hingga tahun 1990 paling sedikit dengan 6% tiap tahun (Danimihardja, 1978). Pada tahun 1978 produksi karet alam dunia mencapai 3.5 juta metrik ton, yang berarti naik 2.1% dari produksi tahun sebelumnya. Pada saat yang sama konsumsi dunia akan karet alam mencapai 5 juta metrik ton, naik 3.3% dari konsumsi tahun sebelumnya (Anonimous, 1978). Ini menunjukkan bahwa kenaikan konsumsi karet alam belum mampu dipenuhi oleh negara-negara penghasil karet alam termasuk Indonesia.