dc.description.abstract | Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya cakalang adalah pemanfaatan sumberdaya yang belum merata, kurangnya informasi mengenai sumberdaya dan penelitian yang dilakukan masih relatif sedikit. Dengan maksud tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di perairan Kabupaten Majene, Sulawesi Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan dan tingkat pengupayaan sumberdaya cakalang di perairan Kabupaten Majene, Sulawesi Selatan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data primer diperoleh dengan mengikuti operasi penangkapan dan wawancara dengan nelayan setempat. Data sekunder berupa hasil tangkapan, upaya penangkapan dan jumlah alat tangkap selama lima tahun (1989-1993) diperoleh dari Dinas Perikanan Dati II Majene, Sulawesi Selatan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Merode Surplus Produksi Schaeffer untuk melihat tingkat pemanfaatan dan pengupayaan ikan cakalang. Kecenderungan produksi, upaya penangkapan dan jumlah alat tangkap dianalisis dengan Metode Moving Average.
Perkembanagan produksi ikan cakalang di perairan Kabupaten Majene yang dihasilkan oleh alat tangkap pancing tonda dan gillnet dari tahun 1989 1993 cenderung meningkat. Hal ini terlihat dari slope yang positif. Kecenderungan hasil tangkapan cakalang memiliki persamaan Y = 1052,78 + 139,67 Χ.
Kecenderungan upaya penangkapan yang dilakukan di perairan Kabupaten Majene memiliki persamaan Y = 7267, 46 - 75, 55X Sedangkan arah kecenderungan alat tangkap yang dioperasikan memiliki persamaan Y = 605 + 31, 95X
Hubungan antara CPUE (C/F) dan effort (F) digambarkan dengan persamaan
C / F = 0, 538 - 4, 590 * 10 ^ - 5 * F Berdasarkan nilai ini diperoleh nilai MSY cakalang
sebesar 1579 ton/tahun dengan Fopt cakalang sebesar 5866 trip/tahun. Dengan nilsai
tersebut diketahui bahwa tingkat pemanfaatan ikan cakalang tahun 1993 mencapai 102
% sedangkan tingkat pengupayaan sebesar 127%. Ini diduga sebagai akibat
rendahnya potensi maksimum lestari, dikarenakan adanya nelayan yang melakukan
transaksi di tengah laut, pencurian ikan oleh nelayan asing di sekitar perairan Selat
Makassar dan masalah manajemen data perikanan. Sedangkan tingkat
pengupayaannya telah melebihi upaya optimumnya sebesar 27,26%. | id |