Keikutsertaan Kelompok Sosial Tradisional Dalam Program Kependudukan Dan keluarga Berencana : Studi kasus Di Desa Pejeng, kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali
Abstract
Praktek lapang ini bertujuan untuk mengetahui perubah- an perilaku masyarakat setelah mengetahui dan mengikuti Program Keluarga Berencana, mengetahui cara mengkomunikasi- kan ide keluarga berencana serta kegiatan yang dilakukan banjar dalam hubungannya dengan keluarga berencana, sebab melalui banjar kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi program KKB berhasil baik.
Data yang dikumpulkan dan dipergunakan dalam studi ini berupa data primer dan data sekunder. Data Primer diper- oleh dari wawancara dan pengamatan langsung di lapang. Data sekunder diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan seperti buku, majalah, laporan hasil penelitian, bahan tertulis yang terdapat di tempat praktek lapang dan sebagainya.
Data yang diperoleh diolah dan dianalisa secara tabulasi dan persentase serta menarik hubungan secara deskriptif. Dalam praktek lapang diketahui bahwa kelompok sosial tradisional masyarakat Bali yang disebut banjar adalah or- ganisasi masyarakat yang terendah dan berfungsi menjalan- kan pemerintahan dari organisasi masyarakat yang lebih tinggi yaitu desa. Selain itu banjar merupakan wadah kegiatan masyarakat Bali yang bersifat sosial budaya. Pemimpin banjar disebut Kelian Banjar yang terdiri dari ke- lian dinas dan kelian adat. Tempat pertemuan setiap kegi- atan banjar disebut bale banjar. Kegiatan banjar yang ru- tin dilaksanakan setiap 35 hari sekali adalah sangkepan ban- jar, dan harus dihadiri oleh kepala keluarga.
Kaidah yang mengatur kegiatan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan selain aturan pemerintah, terdapat pula aturan tradisional yang disebut awig-awig. Awig-awig dibuat dan disahkan oleh masyarakat pada waktu sangkepan banjar. Masyarakat sangat mentaati awig-awig, sebab awig-awig itu- lah yang mengatur kehidupan sosial.
Keanggotaan banjar di lingkungan Kecamatan Tampak- siring berdasarkan kepala keluarga yang ada. Setiap uma mempunyai lebih dari satu wakil dalam banjar.
Dalam banjar terdapat kelompok-kelompok yang juga me- rupakan ikatan tradisional disebut seke. Alat komunikasi yang digunakan dibanjar untuk mengumpulkan massa atau me- nyampaikan suatu berita adalah kentongan (kulkul) yang di- tempatkan di bale banjar…dst