Analisis pendapatan, produksi dan efisiensi usahatani kentang : Studi kasus desa Merek, Kabupaten Karo, Propiinsi Sumatera Utara
Abstract
Pada PJP II produksi dan produktivitas sayuran terus di dorong untuk ditingkatkan lagi sebagai komoditi alternatif. Salah satu komoditi sayuran yang diandalkan untuk ditingkatkan adalah tanaman kentang (Solanum Tuberosum L.). Kebutuhan akan kentang semakin bertambah, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan perbaikan ekonomi masyarakat terutama di kota-kota besar. Secara agregat perkembangan produksi, luas areal dan produksi per hektar usahatani kentang dapat diketahui bahwa produksi kentang cenderung meningkat, demikian juga luas lahan, tetapi produktivitasnya masih tetap rendah. Hal ini disebabkan karena penggunaan bibit yang kurang bermutu, kurang tepatnya pengendalian hama dan penyakit dan pemanfaatan lahan masih belum intensif.
Sesuai dengan masalah yang ada dalam usahatani kentang di Desa Merek maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani kentang sehingga diketahui apa saja yang berperan dalam menentukan pendapatan usahatani dan menganalisis penggunaan faktor-faktor produksi dan produktivitas pada usahatani kentang dan kondisi skala usahataninya di Desa Merek.
Penelitian ini dilakuakan di Desa Merek, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara musim tanam 1997/1998. Pemilihan petani responden dilakuakn dengan sistem acak sederhana (simple random sampling) pada populasi petani kentang dan berjumlah 40 orang. Data dari penelitian ini dikumpulkan data primer dari tingkat petani dan data sekunder. Dalam penelitian ini analisis data meliputi analisis pendapatan, fungsi produksi, produktivitas dan analisis efsiensi ekonomis dengan alat bantu kalkulator dan komputer program minitab.
Desa Merek sangat cocok dijadikan daerah pertanaman kentang karena daerah ini memenuhi beberapa syarat penting untuk usahatani kentang diantaranya ketinggian dari permukaan laut dan suhu. PH tanah di daerah penelitian ini sebesar 4,5-6, jadi tanahnya bersifat masam. Tanah pertanian di daerah ini pada umumnya jarang di berakan. Jumlah curah hujannya rendah yaitu rata-rata 127,35mm/bulan (1980-1996) dengan jumlah hari hujan 11,77 hh/bulan. Hal ini merupakan kendala yang cukup berpengaruh bagi usahatani kentang di daerah ini….dst