Show simple item record

dc.contributor.advisorRindayati, Wiwiek
dc.contributor.authorRizal, Rofiq Nur
dc.date.accessioned2024-05-15T06:34:43Z
dc.date.available2024-05-15T06:34:43Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149862
dc.description.abstractPembangunan Pertanian memegang peranan penting dan strategis bagi setiap Negara, karena menyangkut ”kelangsungan hidup”. Pertanian akan tetap menjadi sektor penting, walaupun pada masa mendatang share-nya terhadap PDB atau PDRB serta kontribusinya dalam penyedia lapangan kerja cenderung menurun, melalui peranannya dalam hal: (1) penyedia bahan pangan; (2) penyedia lapangan kerja; (3) penyedia bahan baku bagi industri pengolahan dan jasa perdagangan; (4) sumber pendapatan regional dan penghasil devisa; serta (5) penjaga kelestarian lingkungan (konservasi lahan, mencegah banjir, penyedia udara yang sehat serta keramahan-lingkungan). Dalam kontek ketahanan pangan, petani tanaman padi mempunyai tantangan dan beban yang berat terhadap ketersediaan pangan bangsa Indonesia, karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, dan kemampuan produksi padi dalam negeri semakin dituntut untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan tingkat konsumsi yang masih tinggi dan tantangan di masa yang akan datang terkait dengan persaingan dalam pemanfaatan lahan yang semakin menyempit antara sektor pertanian dengan sektor lainnya. Dalam usaha peningkatan kesejahteraan petani, perlu adanya kebijakan yang berpihak kepada petani dan adanya insentif bagi petani agar mau dan mampu bertahan dalam mengembangkan produk pertaniannya. Kebijakan yang berpihak dan mengakomodasi kepentingan mayoritas akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sebagai beneficiaries dari kebijakan tersebut, namun sebaliknya kebijakan yang tidak berpihak dan mengabaikan kepentingan mayoritas akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat yang kadang berdampak dalam jangka panjang Untuk melihat keberhasilan pembangunan pertanian, selain data tentang pertumbuhan ekonomi juga diperlukan data pengukur tingkat kesejahteraan penduduk khususnya petani. Salah satu proxy indikator yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui struktur dan perkembangan NTP di Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi NTP terendah di KTI. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Deskriptif dan Analisis Data Panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sub sektor Tanaman Bahan Makanan merupakan salah satu penyumbang terbesar PDRB Sektor Pertanian di KTI sebesar 37,83 %, namun ternyata memiliki NTP sebesar 97,07 pada tahun 2008 dan sebesar 95,77 pada tahun 2009. (2) Faktor yang memengaruhi Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Pangan di Kawasan Timur Indonesia, antara lain meliputi: (a) Produktivitas berpengaruh negative terhadap NTP, dengan elastisitas tiap kenaikan produktivitas sebesar 1 % akan menurunkan NTP sebesar 0,14.%; (b) Harga gabah berpengaruh positif terhadap NTP, dengan elastisitas tiap kenaikan harga gabah sebesar 1 % akan menaikkan NTP sebesar 0,16.%; (c) Harga pupuk berpengaruh negatif terhadap NTP, dengan elastisitas tiap kenaikan harga pupuk sebesar 1 % akan menurunkan NTP sebesar 0,03.%.; (d) Jam kerja berpengaruh negatif terhadap NTP, dengan elastisitas tiap tambahan jam kerja sebesar 1 % akan menurunkan NTP sebesar 0,32.%; (e) Luas Layanan Irigasi berpengaruh negatif terhadap NTP, dengan elastisitas, tiap kenaikan perluasan layanan sebesar 1 % akan menurunkan NTP sebesar 0,02.%. Dari hasil penelitian disarankan: (1) Kebijakan HPP masih perlu dievaluasi efektifitasnya, terutama pada saat panen raya, dikaitkan dengan asaz tepat waktu dan tepat jumlah. Sangat direkomendasikan penerapan HPP yang berbeda antarwilayah; (2) Subsidi pupuk beserta penetapan Harga Eceran Tertinggi masih perlu dievaluasi efektifitasnya, disertai dengan pengawasan dan evaluasi di lapangan; (3) Berkaitan dengan manajemen stok, kebijakan dalam jangka pendek lebih difokuskan pada desentralisasi penanganannya pada level kabupaten atau provinsi untuk memberdayakan fungsi lumbung padi dan menunda penjualan pada saat musim panen raya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEconomics and managementid
dc.subject.ddcEconomics and development studiesid
dc.titleAnalisis faktor-faktor yang memengaruhi nilai tukar petani di Kawasan Indonesia Timurid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordFarmers term of tradeid
dc.subject.keywordComparative advantageid
dc.subject.keywordRandom effectid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record