| dc.description.abstract | Pada tahun 1995 jumlah perusahaan penangkapan yang khusus bertujuan untuk menangkap tuna sebagai bahan produk tuna beku sashimi mengalami penurunan dari sebelas perusahaan menjadi enam perusahaan aktif, lima perusahaan lainnya mengalihkan usahanya menjadi pengumpulan ikan dengan memanfaatkan fasilitas ruang pembekuan dan ruang penyimpan berpendingin di atas kapal dan beberapa kapal tidak melakukan operasi pelayaran. Berkurangnya jumlah perusahaan tersebut disebabkan karena usaha penangkapan ikan tuna untuk tuna beku sashimi membutuhkan aya operasi yang sangat besar, sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki permodalan yang tinggi dan yang mempunyai sistem pengelolaan yang baik yang mampu mempertahankan usahanya. (Buletin Tinjauan Ekonomi dalam Nurani et al, 1996)
PT. Harini Asribahari (PT. HA) merupakan salah satu perusahaan yang mampu untuk tetap mempertahankan usaha penangkapan ikan tuna untuk produk tuna beku sashimi. Hal tersebut menunjukan bahwa PT. HA telah memiliki satu bentuk pengelolaan usaha yang baik. Keberhasilan PT. HA tersebut melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian mengenai sistem pengelolaan usaha penangkapan ikan tuna yang dilakukan oleh PT. HA, Jakarta. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada sub sistem produksi dan sub sistem pemasaran yang terdapat di PT. HA, karena dua sub sistem tersebut merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan pengelolaan usaha perikanan.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus sampai 29 Agustus 1998 di PT. Harini Asribahari, Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti simulasi hauling dan setting yang dilakukan oleh Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) PT. HA, serta penelusuran pustaka dan mengumpulkan data realisasi ekspor dan beban kapal penangkap ikan tuna. Data-data teknis operasional tuna longline yaitu konstruksi alat tangkap, armada penangkapan, ABK dan metode operasi alat tangkap longline yang didapatkan di lapangan dibandingkan dengan data yang... | id |
