Desain dan konstruksi keramba jaring apung di Waduk Jatiluhur dan Danau Lido Jawa Barat
Abstract
Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan suatu tempat pemeliharaan ikan yang terdiri dari rakit, pelampung, pemberat, kantong atau wadah, rumah apung perahu atau rakit. Melihat kebutuhan masyarakat terhadap produk perikanan terus bertambah, usaha pemeliharaan ikan dengan teknik KJA merupakan solusi sempitnya lahan budidaya di darat. Informasi tentang teknik KJA tergolong masing minim, dikarenakan belum adanya standarisasi tentang desain dan konstruksi yang baik, sehingga perlu dilakukannya pendeskripsian. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan desain konstruksi keramba jaring apung di Waduk Jatiluhur dan Danau Lido serta menghitung gaya apung dan gaya berat KJA di Waduk Jatiluhur dan Danau Lido, Jawa Barat. Data yang diambil merupakan data yang dibutuhkan untuk melakukan pendeskripsian dan perbandingan secara teknis. Jaring KJA Danau Lido hanya memakai satu lapis jaring, sedangkan KJA Waduk Jatiluhur memakai dua jaring untuk dua jenis ikan yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan mas (Cyprinus carpio) dalam satu keramba. Selisih nilai daya apung dan daya tenggelam KJA Lido sebesar 1745,57 kgf dan KJA Jatiluhur sebesar 866,25 kgf. Estimasi beban maksimal KJA Waduk Jatiluhur lebih besar 101,5 % dari KJA Danau Lido. KJA Jatiluhur lebih efisien dibandingkan KJA Lido karena penambahan mata jaring pada KJA Jatiluhur lebih sedikit dibandingkan KJA Lido.