Show simple item record

dc.contributor.advisorSunarto
dc.contributor.authorMardiani, Diah
dc.date.accessioned2024-05-13T02:06:44Z
dc.date.available2024-05-13T02:06:44Z
dc.date.issued1993
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149243
dc.description.abstractGula merupakan bahan pangan sumber karbohidrat dan dikonsumsi karena rasanya manis. Gula juga merupakan salah satu dari sembilan bahan kebutuhan po- kok, sehingga ketersediaannya mendapat perhatian dari pemerintah. Iniversity Dewasa ini kebutuhan gula rakyat Indonesia belum dapat dipenuhi oleh pro- duksi dalam negeri sendiri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah mengimpor gula. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan gula dalam negeri, menje- lang akhir Pelita III (1982), pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan menuju swasembada gula yang mantap. Untuk memenuhi harapan itu industri gula memegang peranan penting. Melalui kegiatan produksinya dan tanpa mengesampingkan tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba, industri gula berusaha untuk berproduksi dengan baik. Industri gula (pabrik gula) merupakan industri yang mengolah bahan baku (tebu) menjadi produk gula. Untuk itu industri ini tidak terlepas dari kebutuhan ba- han baku tebu yang dewasa ini timbul kesulitan dalam pemenuhannya, karena adanya persaingan penggunaan tanah untuk keperluan lain. Dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku tebu, pabrik gula memperolehnya dari tebu sendiri melalui kebun perco- baan dan Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Karena adanya persaingan penggunaan lahan untuk keperluan lain, maka perlu diketahui apakah pengusahaan tebu sendiri oleh pabrik Gula memang perlu dilaksanakan dan mempunyai keunggulan kompara. Tujuan diadakannya praktek lapangan ini adalah untuk mengetahui kegiatan perusahaan, melihat apakah dalam produksinya PG. Sragi sudah melampaui titik impas atau belum dan melihat kelayakan usaha pada kebun percobaan tanaman tebu yang diusahakan oleh PG. Sragi. Selain itu praktek lapangan ini juga mempunyai tu- juan meneliti keunggulan komparatif untuk mendukung peluang perluasan areal yang lebih menguntungkan daripada tanaman pesaing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan perusahaan (PG. Sragi) melipu- ti pengadaan bahan baku berupa pemenuhan bahan baku tebu, proses pembuatan gula, pengemasan, penggudangan, pengawasan mutu dan pemasaran produk secara langsung ke Bulog. Dari hasil analisis titik impas diketahui bahwa selama periode analisis (1987- 1991), produksi yang dihasilkan lebih besar dari impas produksi dengan selisih rata- rata sebesar 45 170.45 kuintal. Demikian juga yang terjadi pada hasil penjualan, terdapat selisih antara hasil penjualan dengan impas penjualan rata-rata sebesar Rp. 2 124 714 637.34,-. Dari dua kondisi tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan memperoleh laba yang ditunjukkan dari hasil analisis kemampuan memperoleh laba yaitu rata-rata sebesar 22.63 persen. Untuk itu dapat dikatakan perusahaan cukup sehat dan aman…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcFarming policyid
dc.titleAnalisis titik impas produksi gula dan kelayakan usaha pada kebun percobaan tanaman tebu : Studi kasus di Pabrik Gula Sragi, Kabupaten Pekalonganid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record