Show simple item record

dc.contributor.advisorAdiwibowo, Soeryo
dc.contributor.authorDoro, Noro Sosetyo
dc.date.accessioned2024-05-08T03:06:48Z
dc.date.available2024-05-08T03:06:48Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149043
dc.description.abstractPermasalahan pembangunan yang dihadapi oleh Indonesia, antara lain adalah : kemiskinan, kesempatan kerja yang terbatas dan kerusakan mutu lingkungan hidup. Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang indah dan beragam--mulai dari keindahan ekosistem pantai sampai alam pegunungan, merupakan daya tarik tersendiri untuk keperluan pariwisata. Pengembangan pariwisata pada hakekatnya adalah upaya "menjual" keindahan, keunikan serta kekhasan budaya suatu daerah. Disamping hal tersebut di atas, upaya pengembangan wisata alam diharapkan mampu "mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar obyek wisata" melalui peningkatan peluang kerja yang tercipta. Kawasan Hutan Gunung Salak Utara, dalam hal ini kompleks wisata alam Gunung Bunder dan Lokapurna, memiliki potensi wisata yang cukup lengkap. Potensi wisata tersebut terdiri dari curug/air terjun, situ/danau, kawah, sumber air panas, keindahan panorama alam pegunungan dan desa- desa pertanian serta iklim yang cukup sejuk. Kegiatan wisata alam yang semakin diminati oleh masyarakat, terbukti dengan semakin dipadatinya lokasi obyek-obyek wisata alam pada saat hari-hari libur. Menilik hal tersebut, maka kompleks wisata alam Gunung Bunder dan Lokapurna yang berjarak sekitar 35 km dari Kotamadya Bogor dan sekitar 89 km dari DKI Jakarta, cukup prospektif untuk dikembangkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor. Obyek-obyek wisata alam di kawasan Gunung Bunder dan Lokapurna dapat berkembang sebagai "pusat" kegiatan ekonomi lokal karena "bertemunya" demand (permintaan jasa wisata) dan supply (daya tarik wisata). Hubungan demand dan supply ini semakin kuat dengan adanya intervensi pemerintah, melalui : penataan ruang, pembangunan sarana transportasi serta pembangunan sarana dan prasarana pariwisata. Supply dan demand yang didorong oleh intervensi pemerintah, meski belum menyeluruh, telah memberikan dampak pada kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitar obyek wisata, khususnya melalui terciptanya peningkatan kesempatan berusaha di sektor informal. Hal ini terbukti dengan rata-rata tingkat pendapatan perkapita masyarakat yang terlibat usaha di sektor informal pariwisata lebih tinggi dibanding rata-rata tingkat pendapatan petani. Lapisan masyarakat yang terlibat usaha informal di sektor pariwisata, rata-rata berasal masyarakat lapisan bawah, yaitu dari golongan buruh tani dan penjaga kebun. Pengembangan kompleks wisata Gunung Bunder dan Lokapurna yang baru pada tahap awal serta pengelolaannya yang belum profesional, pada kenyataannya telah menunjukkan indikasi mampu mengentaskan kemiskinan meski terbatas pada golongan tertentu….id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcnatural tourismid
dc.titleDampak pengembangan wisata alam terhadap peningkatan kesempatan kerja dan berusaha pada sekitar masyarakat : Kasus Wisata Alam Gunung Bunder dan Lokapurna, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record