Manajemen Pekarangan sebagai Lanskap Produktif Pascapandemi Covid-19 di Kota Metro Provinsi Lampung
Date
2024-05-07Author
Fadila, Aisyah Nur
Arifin, Hadi Susilo
Nurhayati
Munandar, Aris
Metadata
Show full item recordAbstract
Pekarangan adalah lahan di sekitar rumah yang dapat dimanfaatkan sebagai lanskap produktif penghasil sumber pangan tambahan dan tempat berkumpul keluarga. Pekarangan merupakan bagian dari lanskap perkotaan yang memiliki fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pengelolaan pekarangan produktif dianggap penting pada pascapandemi Covid-19 untuk membentuk lanskap pekarangan yang dapat mengakomodasi, memulihkan, dan bersiap dalam menghadapi gangguan di masa depan. Pandemi Covid-19 menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebutuhan pasokan makanan yang sehat, kemandirian pangan, dan keberlanjutan. Oleh karena itu, di pascapandemi pekarangan yang produktif dapat menjadi strategi yang konsisten dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik yang sesuai untuk pekarangan produktif, keragaman jenis tanaman pekarangan, pemanfaatan pekarangan oleh masyarakat, dan menyusun rekomendasi manajemen lanskap produktif sebagai optimalisasi pekarangan di Kota Metro. Penelitian ini dilakukan di Kota Metro di tiga lokasi pada bagian DAS Way Seputih˗Sekampung dari Mei 2022 hingga Juli 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan kuesioner. Sampel pekarangan ditentukan secara purposive sampling, berjumlah 90 pekarangan milik anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di tiga lokasi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi penelitian memiliki 58% sampel pekarangan berada pada zona depan, samping kiri, samping kanan, dan belakang. Pekarangan berukuran luas (417-899 m2) merupakan jenis pekarangan yang paling banyak ditemui di seluruh lokasi penelitian, yaitu 42%. Keragaman vertikal tanaman didominasi oleh strata I (0-1 m). Keragaman horizontal tanaman ditemukan lebih dari 8 fungsi tanaman, namun yang paling banyak adalah tanaman hias (214 jenis), obat (49 jenis), buah (47 jenis), sayuran (38 jenis), penghasil pati (8 jenis), dan bumbu (5 jenis), yang ditemukan pada 1/3 dari total sampel pekarangan di masing-masing lokasi penelitian. Populasi ternak dan ikan terbesar adalah ayam kampung dan lele. Keragaman jenis tanaman berdasarkan perhitungan Shannon-Wiener menurun dari hulu ke hilir, yaitu hulu (2,41), tengah (2,33), dan hilir (1,82). Nilai keragaman jenis tanaman tergolong sedang dengan rata-rata 2,19 (kategori sedang). Pemahaman mereka tentang peran pekarangan dalam menjaga kelestarian lingkungan memiliki keterkaitan. Semakin luas pengetahuan seseorang mengenai isu-isu lingkungan, maka semakin besar pula kepeduliannya terhadap lingkungan di sekelilingnya. Selain itu, pekarangan memiliki banyak manfaat, mulai dari penyedia sumber pangan, sarana terapi, tempat rekreasi, dan edukasi bagi keluarga. Pekarangan di Kota Metro memiliki potensi untuk menjadi produktif. Pekarangan yang berukuran luas dan sangat luas dapat dikembangkan sistem agroforestri kompleks. Pekarangan yang berukuran sempit dan sedang dengan sistem pertanian vertikal dan akuaponik.
Collections
- MT - Agriculture [3780]