Show simple item record

dc.contributor.authorPrimadyasti Niswari, Astrini
dc.date.accessioned2010-05-07T06:30:47Z
dc.date.available2010-05-07T06:30:47Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14892
dc.description.abstractKerang hijau (Perna viridis, L.) saat ini banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya enak, kandungan proteinya tinggi, dan harganya terjangkau. Kerang hijau (I'erna viridis, L.) menlpakan hewan bertubuh lunak yang memiliki sepasang cangkang berbentuk pipih dan simeti bilateral. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui struktur morfometrik kerang hijau (Perna viridis, L.) yang dibudidayakan di perairan Cilincing, Jakarta Utara. Didasarkan pada hubungarmya dengan Indeks Kematangan Gonad (IKG), aka1 diduga ukuran ideal kerang hijau (I'erna viridis, L.) yang layak ditangkap agar keberadaan kerang hijau dapat terjaga sepanjang tahun. Selaili itu diukur juga rasio kelrunin kerang hijau, rasio berat daging basah per berat total, serta beberapa parameter fisika kimia perairan yang didnga memiliki peranan yang pentingda !arr! ke!angsungan hidu:, kereng hijau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2003. Pengambilan sampel kerang hijau dari lilna stasiun dengan total sampel sebesar 500 ekor dan pengukwan beberapa parameter fisika dan kimia perairan dilakukan pa& tanggal 6 Juni 2003 di lokasi budidaya kerang liijau perairan Cilincing, Jakarta Utara. Pengukuran datadata morfometik dan pengamatan dibawah miboskop dilaksanakan di .laboratorium Malakologi, Gedung Widya Satwaloka, LIP1 Cibinong selama bulan Juni hingga Agustus 2003. Aspek-aspek morfometrik kerang hijau yang diukur antara lain panjang cangkang, Iebar cangkang, tebal umbo, berat total, berat daging basah, dai berat gonad. Nilai fakcor kondisi, Indeks Kematangan Gonad (IKG), rasio berat daging basal] per berat total, dan rasio kelamin dihitung dengan rumus yang telah a&. Sedangkan pengamatan morfologi dan anatomi kerang hijau dilakukan dibawah mikroskop. Kerang hijau (Perna viridis, L.) yang diambil dari lokasi penelitian memiliki struktur morfologi dan anatomi yang tergolong normal. Cangkang kerang berwarna hijau keperakan, pipih, dan bertekstur halus. Terlihat garis-garis lengkung radial yang jelas, berawal dari daerah sekitar limbo hingga tepi cangkang. Mantel pada kerang hijau menyelubungi organ-organ bagian dalam. Kaki pada kerang hijau tergolong panjang, inelniliki struktur yang menyen~pai jari, dan dilengkapi oleh kelenjar byssal yang ~nenghasilkan benang-benang byssus unttrk menempel pada substrat. Sisteln pernafasan kerang hijau temtama berlangsung pada insang, tempat terjadinyz fiksasi oksigen dari air yang inasuk kedala~n tubuh kerang ilijau. Keberadm~ siphon inhalant dan siphon exhalant memungkinkan tejadinya proses sirkulasi air dalam tubuh kerang. Sistem pencemaan tersusuii dari mulut, esophagus yang relatif datar dan pendek, mentrju ke organ pen~t yang kompleks dan berdinding tipis. Sistem ekskresi pada kerang dewasa terdiri dari sepasang ginjal dan kelenjar-kelenjar pericardial. Ginjal ini benvarna coklat kemeralian, berdinding tebal, dan berada pada tepi ventral dari pericardium, pada sisi dorsal dari insang. Kerang hijau (Perna viridis, L.) pada perairan Cilincing ditangkap pada ukuuan yang be& beragam, dengan ukuran 37,20 mm hingga 44,89 mm yang paling banyak ditangkap nelayan. Pemodelan paniang cangkang dan berat daging maupun pemodelan ~anjang cangkang dan herat tofal dazing beserta cangkang, keduaaya rnengacu pada pola pezttunbudian alometrik nega:atif, atau pertuinbuhan p&mg cangkang lebih cepat daripada pertumbuhan berat kerang hijau. Hasil perhitungan koefisie~i detenninistik pada hubungan panjang cangkang dengan berat total (94,87%), lebih besar daripada koefisien detenninistik lebar cangkang (93,8%) dan tebal unibo (91.,19%) terhadap berat ioial kerang hijau. Dengan kata lain pertambahan lebar cangkang dan tebal umbo kerang hijau lebih kecil pengaruhnya terhadap pertambahan berat total. Sebesar 67,6% dari total sampel yang diteliti memiliki rasio LC / PC (lebar cangkang per panjang cangkang) sebesar 0,47 hingga 0,51. Sedangkan dominansi yang cukup besar dari kisaran rasio Tu / PC (tebal uinbo per panjang cangkang) antara 0,27- 0,31 hingga 0,324,36 diartikan baliwa kerang hijao di perairan Cilincing relatif kunts. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingginya tingkat pencemaran di wilayah perairan Cilincing. Rasio kelarnin betina lebih besar yakni sebesar 57,53%, sedangkan rasio kelamin jaitan 42,47%. Kerang hijao betina tersebar pada selnua ukuran yakni dari 31,j-70,4 mm, sedangkan kerang hijau jantan ditemtlkan pada kisaran yang lebill sempit, yakni 33,747 mm. Diduga tingkat kekebalan tubuli individu betina lebih besar dan lebih dapat ~nentolerirk eberadaan balian-ballan pericernar di wilayali perairan Cilincing. Faktor kondisi selunlh kelolnpok ukuran kerang lii.jau (I'erna viridis. L.) yang diamati mengalami penurunan dengan bertambahnya ukuran patlja,lg cangkang. Hal ini meiiandakan adanya penyimpangan pada aspek morfometrik ini, mungkin disebabkan oleh tingginya tekanan lingkungan di sekitar Perairan Cilincing, terutarna kandungan logan berat yang menghambat pertumbuhan gonad kerang hijau. Nilai faktor kondisi berkisar antara 0,5 136 11ingga 1,344. Rasio atau persentase beraf daging dari keselumhan berat iota1 daging beserta cangkang kerang hijau (I'enla viridis, L.) yang diamati sangatlab kecil, yakni tnaksimum sebesar 37,95% saja. Persentaje berat daging dari herai ioial yang terbesar ditemukan pada kelompok ukuran panjang 37,20 mm hingga 44,89 mm. Demikian pula ierjadi penyimpangan pada pola yang dibentuk ole11 hubungan antara Indeks Ke~natangan Gonad (IKG) berdasarkan pertambalian ukuran kerang l~ijau. Tidak terlil~at puncak kematangan gonad pada ukuran tertentu. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena pertumbuhan gonad kerang hijau di I'erairan Cilincing terlia~nbat.K era~igh ijau pada ukuran yang lebih besar dari 52,60 lnrn ~ne~nilikini deks ke~natangan gonad yang relatif kecil, artinya kerang hijau pada ukuran tersebut telah berkurang ke~nrunpuannya bereproduksi. Oleh sebab itu kerang hijau dengan ukuran lebili besar dari 52,60 mm diduga cocok untuk ditangkap di perairan Cilincing, tanpa membahayakan upaya konservasi spesies ini. Keadaan perairan Cilincing, Jakarta Utara sebenarnya dapat di~nanfaaikan sebagai salali satu lokasi pengembangan usaha budidaya kerang llijau (Perna viridi.7, L.); tetapi kondisi perairan yang de~nikian tercemar menyebabkan penunman kualitas dan kerang hijau ini. Oleh sebab itu diperlukan upaya penanggulangan kandungan logam berat di Perairan Cilincing, Jakarta Utara.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Morfometik Kerang Hijau (Perna viridis, L.) di Perairan Cilincing, Jakarta Utaraid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record