Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius P.
dc.contributor.advisorSusilo, Setyo Budi
dc.contributor.advisorHasyim, Bidawi
dc.contributor.authorMukhlishin, Hidon
dc.date.accessioned2024-05-06T07:32:28Z
dc.date.available2024-05-06T07:32:28Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148732
dc.description.abstractPerairan selatan Jawa merupakan daerah yang sangat potensial sebagai daerah penangkapan ikan pelagis. Luas daerah penangkapan di daerah selatan Jawa mencapai 294.000 km². Pemanfaatan teknologi terapan yang sekarang mampu menjawab tantangan masalah kelautan adalah teknologi Remote Sensing (penginderaan jauh) melalui satelit. Suhu Permukaan Laut (SPL) adalah faktor penting dalam menentukan sebaran spesies ikan dan sensor termal dapat digunakan untuk menghasilkan pemetaan SPL, yang digunakan untuk mengidentifikasi up welling, arus laut, aktifitas biologi, dan perairan dingin yang kaya nutrien dan untuk menentukan lokasi daerah perbatasan antara air hangat dan dingin (front). Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran distribsi SPL untuk menduga front dan upwelling pada musim Timur dan musim Barat menggunakan data citra satelit NOAA/AVHRR-2 serta membandingkan distribusi SPL antara data citra satelit dan data lapangan. Data citra meliputi tanggal perekaman 10 Februari 1993, 17, 18, 19 Mei 1992, 21 Juni 1992, 16 Juli 1992, 2 Agustus 1992, 15 September 1992, 3 dan 11 November serta 21 Desember 1992. Sedangkan data lapangan merupakan data musim Timur 1964, 1989 dan 1990 dan musim Barat 1965, 1990 dan 1992. Data Catch Per Unit Effort diperoleh dari TPI-TPI di daerah selatan Jawa mulai tahun 1989-1993. Pada musim Barat tahun 1965 suhu berkisar 26.04-29.98 °C dengan suhu rata-ratanya 28.17 °C sedangkan musim Barat tahun 1990 suhu berkisar 28.12- 29.96 °C dengan suhu rata-ratanya 29.07 °C. Pada kedua musim ini tidak ditemukan suatu front yang nyata, tetapi sebaliknya yang terjadi pada musim Barat tahun 1992, dimana ditemukan front yang jelas. Fenomena front ini terlihat pada posisi 9-11 °LS dan 113-115 °BT, hampir sejajar pantai yang ditemukan pada kontur suhu secara horisontal, yang kemudian diduga sebagai front upwelling. Perairan di sebelah selatan front bersuhu 27.5 28 °C sedang di sebelah utara front bersuhu 29 29.3 °C. Hal ini diperkuat dengan kontur salinitas horisontal yang menunjukkan juga fenomena front ini. Nilai salinitas berkisar pada nilai 33.31 -34.68% dan nilai rata-ratanya 34.11. Analisa terhadap suhu dan salinitas vertikal terhadap kedalaman menunjukkan adanya kontur yang naik yang diduga merupakan massa air yang mengalami proses upwelling. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisa distribusi suhu permukaan laut dengan menggunakan citra satelit NOAA/AVRR-2 untuk menentukan front dan upwelling di Perairan Selatan Jawaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record