Show simple item record

dc.contributor.advisorManik, Henry M.
dc.contributor.advisorJaya, Indra
dc.contributor.authorKharishma, Ranun Esha
dc.date.accessioned2024-05-06T06:11:19Z
dc.date.available2024-05-06T06:11:19Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148689
dc.description.abstractAcoustic volume backscattering strength (Sv) adalah salah satu informasi yang dapat diperoleh melalui Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP). Sv adalah intensitas yang direfleksikan oleh suatu kelompok target (scatterers) dimana target berada pada volume air tertentu (m³). Jika Sv diketahui, kita dapat mengestimasi kandungan partikel/organisme dalam suatu perairan serta mengetahui tingkat produktivitas di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi deep scattering layer (DSL) atau lapisan penghambur dalam menggunakan intensitas gema hasil pengukuran ADCP, menganalisis dan membandingkan fluktuasi harian dan pola migrasi DSL pada Januari 2004 hingga Juli 2005 di Selat Makassar dan Selat Lombok, dan membandingkan kecepatan migrasi DSL sebelum dan sesudah peak saat matahari terbit dan terbenam. Data penelitian ini merupakan hasil cruise INSTANT tahun 2004-2005. Lokasi mooring yang digunakan untuk penelitian ini berada di Selat Makassar pada 118°27,276' BT dan 2°51,888'LS dan Selat Lombok pada 115°53,769'BT dan 8°24,564'LS. Nilai Sv yang digunakan untuk mengkaji pola migrasi DSL di Selat Makassar dan Selat Lombok adalah nilai Sv 145 count atau -62,35 dB. Pola migrasi DSL Selat Lombok dan Selat Makassar menunjukkan pola migrasi twilight dengan kedalaman minimum di Selat Lombok dan Selat Makassar mencapai kedalaman minimum 190 m. Kedalaman minimum terendah (190 m) di kedua selat dapat terjadi karena masih adanya pengaruh Musim Timur. Intensitas cahaya matahari saat Musim Timur lebih tinggi dibandingkan Musim Barat. Perbedaan densitas antara lapisan termal saat Musim Barat dapat menimbulkan kendala bagi zooplankton untuk bermigrasi. Lapisan termoklin saat Musim Barat lebih tebal dibandingkan Musim Timur dengan perbedaan 71 m. Rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak saat matahari terbit di Selat Makassar adalah 1,71 cm/det. Rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak saat matahari terbenam adalah 1,02 cm/det. Rata-rata kecepatan migrasi setelah peak saat matahari terbit adalah 1,21 cm/det dan setelah peak saat matahari terbenam adalah 1,87 cm/det. Rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak saat matahari terbit di Selat Lombok adalah 0,79 cm/det. Rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak saat matahari terbenam adalah 0,68 cm/det. Rata-rata kecepatan migrasi setelah peak saat matahari terbit adalah 0,94 cm/det. Rata-rata kecepatan migrasi setelah peak saat matahari terbenam adalah 1,20 cm/det. Kecepatan migrasi sebelum dan setelah peak saat matahari terbit dan matahari terbenam. Kecepatan DSL lebih tinggi setelah peak. Rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak lebih cepat dibandingkan rata-rata kecepatan migrasi setelah peak saat matahari terbit di Selat Makassar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMarine Science Technologyid
dc.subject.ddcAcoustic Valueid
dc.titlePerbandingan pola migrasi Deep Scattering Layer di Selat Makassar dan Selat Lombok menggunakan nilai Acoustic Volume Backscattering Strength hasil pengukuran ADCPid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record