Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Joko
dc.contributor.advisorBaskoro, Mulyono S
dc.contributor.authorMaharani, Niken
dc.date.accessioned2024-05-06T04:28:33Z
dc.date.available2024-05-06T04:28:33Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148663
dc.description.abstractKuda laut (Hippocampus spp.) merupakan salah satu potensi perikanan yang memiliki keunikan tersendiri dan bernilai ekonomis tinggi. Permukaan tubuh kuda laut dilapisi oleh tulang-tulang pipih berbentuk seperti cincin, tidak hersisik, dan tidak mempunyai tulang iga. Bentuk kepalanya seperti kepala kuda, dan mulutnya seperti paruh burung penghisap madu. Di pasaran internasional, kuda laut dimanfaatkan sebagai ikan hias, souvenir, barang antik dan bahan obat-obatan tradisional untuk mengobati penyakit asma, impotensi, arteriosderosis, kelemahan fungsi ginjal, dan lain-lain. Permintaan pasar internasional akan komoditas kuda laut menyebabkan menurunnya populasi kuda laut. Selama ini produksi kuda laut masih tergantung dari upaya penangkapan di alam. Aktivitas penangkapan yang tinggi, diikuti dengan adanya penangkapan dengan memakai racun maupun bahan peledak menyebabkan kuda laut terancam kelestariannya. Dari segi ekologi, cara ini sangat merugikan bagi hasil tangkapan dan organisme laut lainnya. Penelitian mengenai aspek biologi dan tingkah laku ikan ini, diharapkan dapat ditemukan suatu teknik pengembangan budidaya kuda laut, sehingga dapat membantu ketersediaannya di alam dan terjaga kelestariannya sebagai salah satu potensi perikanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon tingkah laku kuda laut pada intensitas cahaya yang berbeda dan pengaruhnya pada pertumbuhan. Penentuan respon tingkah laku dan pertumbuhan kuda laut, diamati dengan pemberian perlakuan cahaya (15, 25 dan 40 watt) yang diuji dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial dan diuji lanjut dengan kontras orthogonal. Parameter yang diamati meliputi kualitas air, tingkah laku kuda laut, serta pertumbuhan. Pakan diberikan sebanyak 2-3 kali sehari berupa artemia dewasa, copepoda, rebon dan larva nyamuk. Penyiponan dilakukan setiap hari dengan penggantian air sebanyak 50-70% dari volume air semula, sedangkan penggantian air total dilakukan seminggu sekali atau bila air terlihat kotor. Berdasarkan hasil penelitian tidak ditemukan adanya variasi yang nyata pada parameter fisika dan kimia air. Suhu yang diperoleh berkisar antara 28-30 °C. Kisaran ini berada di atas kisaran normal suhu optimum (25-27 °C) untuk pertumbuhan kuda laut. Nilai pH yang diperoleh berkisar antara 7,95-8,13 sedangkan nilai salinitas berkisar antara 32,5-33%%. Seperti halnya suhu, kisaran ini berada di atas kisaran normal pH (6,5-8,0) dan salinitas (30-32 %%) untuk pertumbuhan kuda laut. Kadar oksigen terlarut berkisar antara 4,8-5,7 mg/1. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMarine Science Technologyid
dc.subject.ddcSea Horsesid
dc.titleTingkah laku dan pertumbuhan kuda laut (Hippocampus kuda) pada intensitas cahaya yang berbedaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record