Show simple item record

dc.contributor.authorPerkasa, Alland
dc.date.accessioned2010-05-07T06:21:46Z
dc.date.available2010-05-07T06:21:46Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14863
dc.description.abstractPukat cincin merupakan salah satu alat tangkap yang dominan dan dianggap paling efektif untuk menangkap ikan pelagis terutama ikan pelagis yang membentuk kelompok. Prinsip menangkap ikan dengan pukat cincin adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan lalu jaring pada bagian bawah dikerucutkan dengan demikian ikan-ikan akan terkumpul dibagian kantong. Dengan adanya jaring yang melingkari gerombolan ikan maka mang lingkup gerak ikan akan menjadi kecil, sehingga kemungkinan ikan untuk melarikan diri menjadi lebih kecil. Untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang optimal, perlu diketahui tentang jsh behaviour ikan yang akan menjadi tujuan penangkapan. Pukat cincin mempakan alat tangkap yang bertujuan untuk menangkap ikan yang membentuk kelompok. Oleh karena itu perlu diketahui pula sifat-sifat dari ikan yang membentuk kelompok tersebut. Salah satu sifat yang perlu diketahui adalah kapan ikan membentuk kelompok yang besar. Dengan mengetahui kapan dan dimana ikan-ikan akan membentuk kelompok yang besar maka operasi penangkapan pukat cincin akan berhasil dengan baik. Nelayan purse seine di daerah Prigi melakukan kegiatan operasi penangkapan berdasarkan pengalaman. Mereka tidak mengetahui secara tepat kapan waktu operasi penangkapan yang baik agar pada setiap operasi penangkapan didapatkan hasil yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan waktu pengoperasian terhadap hasil tangkapan pukat cincin @urse seine) di perairan Prigi dan mengidentifikasi hasil tangkapan purse seine di perairan Prigi Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah, nelayan dan pihak-pihak yang terkait dapat mengetahui kapan operasi penangkapan purse seine yang tepat. Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2003 yang dimulai dari persiapan, penyusunan proposal, pengambilan data, pengolahan data sampai penyusunan laporan. Pengambilan data di lapangan dilakukan antara bulan Agustus sampai September 2003 yang bertempat di perairan Prigi Kabupaten Trenggalek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit jaringpurse seine dengan panjang 600 meter dan kedalaman 63 meter. Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil adalah data hasil tangkapan selama 15 hari trip, data ini diambil dengan cara mengikuti proses operasi penangkapan pukat cincin, sedangkan data sekunder yang diambil antara lain jumlah alat tangkap, jumlah nelayan, jumlah armada dan data lainnya yang berhubungan dengan perikanan. Data sekunder didapat dari instansi terkait. Perlakuan yang diambil adalah waktu operasi pukul 18.00 - 24.00 WIB dengan waktu operasi pukul 00.00 - 06.00 WIB. Data hasil tangkapan digunakan untuk menganalisis perbedaan waktu pengoperasian yang diamati terhadap hasil tangkapan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Nelayan Prigi mengoperasikan pukat cincin menggunakan dua buah kapal yang terdiri dari kapal utarna atau biasa disebut kapal ketinting dan kapal jhonson. Kapal ketinting memiliki dimensi L x B x D sebesar 15 x 3,15 x 1,5 meter, sedangkan kapal jhonson memiliki diiensi 12 x 3 x 1,3 meter. Kapal ketinting membawa alat tangkap beserta ABK sedangkan kapal jhonson berhngsi untuk membawa hasil tangkapan dan menarik tali kolor saat operasi penangkapan berlangsung. Jaring yang digunakan oleh nelayan Prigi menggunakan jaring tipe Amerika. Jaring tipe ini menludahkan pandega pada saat penarikan jaring. Dari analisis yang dilakukan temyata hasil tangkapan yang paling dominan pada saat penelitian berlangsung adalah ikan tongkol (Euthynnus sp)dengan jumlah 11763 kg (42,78 %) lalu ikan layang (Decapterus sp) dengan jumlah 6283 kg (22,85 %), teri (Stolephorus commersonii) 5765 kg (20,97 %), ekor merah (Caesio sp) 3384 kg (12,31 %) dan jenis ikan yang paling sedikit tertangkap adalah slengseng (Scomber australicus). Pada operasi yang dilakukan sebelum tengah malam ikan yang paling dominan tertangkap adalah ikan tongkol (Euihynnus sp) dengan total jumlah tangkapan sebesar 8977 kg (50,59%) dan yang paling sedikit tertangkap adalah ikan ekor merah (Caesio sp) sebesar 1488 kg (8,39%). Sedangkan pada operasi yang dilakukan setelah tengah malarn, ikan yang paling dominan tertangkap adalah ikan layang (Decapterus sp) dengan total tangkapan 3290 kg (33,74%) dm ikan yang paling sedikit tertangkap adalah slengseng (Scomber ausiralicus)dengan 299 kg (3,07%).id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis pengaruh perbedaan waktu pengoperasian terhadap hasil tangkapan pukat cincin (Purse Seine) di Perairan Prigi kabupaten Trenggalekid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record