| dc.description.abstract | Metoda penginderaan jauh untuk kelautan lebih praktis dan ekonomis digunakan dibandingkan dengan penelitian langsung di lapangan. Suhu permukaan laut dari citra satelit NOAA/AVHRR dapat menggambarkan adanya thermal front di suatu lokasi penelitian. Di sisi lain analisis sebaran parameter oseanografi merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menduga terjadinya upwelling (penaikan massa air) di suatu perairan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari sebaran suhu permuakaan laut di Laut Sawu dan menganalisis variasinya pada bulan April-Mei tahun 1991-1997 serta menjelaskan mekanisme gerak air yang menyebabkan adanya thermal front di lokasi penelitian.
Data citra NOAA/AVHRR yang digunakan untuk menganalisis variasi tahunan suhu permukaan laut di Laut Sawu diperoleh dari CSIRO Division of Marine Research. Dari data citra tersebut diukur luasan masing-masing suhu dan nilai gradien suhu di daerah thermal front di Laut Sawu pada bulan April-Mei dari tahun 1991 sampai tahun 1997. Adapun data sekunder yang berupa parameter oseanografi diperoleh dari BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), Jakarta. Data tersebut diperoleh dari proyek Ekspedisi Pelayaran JADE'93. Data sekunder tersebut digunakan untuk menjelaskan mekanisme gerak air yang menyebabkan terjadinya thermal front di lokasi penelitian.
Fenomena yang selalu tampak dari semua citra NOAA-14/AVHRR-2 yang ditampilkan adalah adanya massa air dingin (25-27 °C) dan thermal front di sisi selatan Kepulaun Solor, khususnya di sisi selatan Pulau Pantar. Nilai gradien suhu di daerah thermal front berkisar antara 0,5-2,5 °C/10 km dan nilai gradien suhu terbesar dari citra-citra yang ditampilkan adalah citra tanggal 29 Mei 1994 yaitu sebesar 2.5 °C/10 km yang terletak di sepanjang sisi selatan Kepulauan Solor. ... | id |
