dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju pertumbuhan (parameter
Dertumbuhan), laju mortalitas (mortalitas alami, mortalitas penangkapan dan mortalitas total), hubungan panjang bobot dan menentukan tingkat pengusahaan terhadap kelimpahan ikan selar bentong. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 1995 di Perairan Padang Pariaman, Sumatera Barat. Parameter pertumbuhan (L, K) diduga dengan menggunakan metode integrasi (integrated method) yaitu gabungan antara metode Petersen dan metode pergerseran modus penyebaran frekuensi panjang (modal class progression analysis) (Pauly, 1983). Umur teoritis ikan pada saat panjangnya sama dengan nol (to) di duga melalui rumus empiris Pauly (1983). Koefisien mortalitas total (Z) ditentukan berdasarkan kurva seleksi penangkapan dengan menggunakan metode kurva hasil tangkapan konversi panjang (Pauly, 1984). Koefisien mortalitas alami (M) diduga dengan rumus empiris Pauly (Pauly, 1982) dan koefisien mortalitas penangkapan (F) diduga dengan rumus FZM serta nilai nisbah pemanfaatan (E) diduga dengan rumus E (F/(F + M)) (Gulland, 1983). Nilai-nilai tersebut dan nilai Lr (panjang saat memasuki fishing ground) serta Lc (panjang pada saat tertangkap) diperoleh dengan bantuan program ELEFAN 0, I, II versi 1.0 (Gayanilo, Soriano dan Pauly, 1988). Hubungan panjang bobot diduga dengan menggunakan model W = a. Lẞ. 00
Nilai parameter pertumbuhan yang diperoleh adalah L = 28,34 cm, K = 1,039 per tahun dan to = -0,1552 tahun serta W = 0,0071 L3,19 untuk hubungan pajang bobot. Dari nilai parameter pertumbuhan tersebut, dapat diperoleh persamaan Von Bertalanffy yaitu, Lt 28,34 (1 exp (-1, 039 (1 + 0,1552)))
untuk panjang dan Wt = 305,08 (1 exp (-1,039 (1 + 0,1552)))3,19 untuk bobot. Nilai dugaan Z, F, M, E, Lr (panjang pada saat memasuki fishing ground) dan Lc (panjang pada saat tertangkap) berturut-turut adalah 3,116, 1,255, 1,861, 0,403, 16,34 cm dan 19,19 cm.
Dari hasil penelitian ini nisbah pemanfaatan ikan selar bentong di Perairan Padang Pariaman masih dapat ditingkatkan sebesar 20% agar mencapai optimum. | id |