Show simple item record

dc.contributor.advisorKusumah, Engkus
dc.contributor.authorSukmawati
dc.date.accessioned2024-05-02T07:32:40Z
dc.date.available2024-05-02T07:32:40Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148279
dc.description.abstractPertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan hara dalam tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, selain dipengaruhi oleh kesuburan alami juga oleh penambahan hara berupa pupuk atau bahan organik dan kehilangan hara akibat aliran permukaan atau erosi. Penelitian dilakukan pada Oxic Dystropept Darmaga dengan kemiringan 14.5 persen. Tujuan penelitian adalah untuk menguji efektivitas mulsa vertikal dibandingkan dengan mulsa konvensional dan teras gulud dalam menekan kehilangan hara (C-organik, N, P, K dan Ca) melalui aliran permukaan dan erosi selama satu musim tanam jagung (Zea mays L.) varietas hibrida CPI-1 pada Latosol (Oxic Dystropept) Darmaga. Untuk mengukur kehilangan hara (C-organik, N, P, K dan Ca) melalui aliran permukaan dan erosi, dilakukan dengan menghitung sedimen erosi dan aliran permukaan setiap hari kejadian hujan pada setiap petak erosi. Pada akhir musim tanam, sedimen erosi dan aliran permukaan setiap petak erosi dikompositkan berda- sarkan berat kering mutlak (BKM) untuk dianalisis konsentrasi haranya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan dan 5 perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah teras gulud berjarak 11 m (TO), mulsa konvensional (T1), mulsa vertikal berjarak 11 m (T2), mulsa vertikal berjarak 7.3 m (T3) dan mulsa vertikal berjarak 5.5 m (T4). Dosis mulsa yang diberikan 3 ton jerami padi per hektar atau setara dengan 13.2 kg/petak. Kecuali perlakuan TO semua diberi mulsa, T1 dengan cara sebar rata dipermukaan lahan, sedang untuk T2, T3 dan T4 mulsa didistribusikan pada alur secara propor- sional. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan mulsa vertikal nyata lebih efektif menekan kehilangan hara (C-organik, N-total, P-tersedia, K-dd dan Ca-dd) melalui aliran permukaan dan erosi daripada mulsa konvensional. Pada jarak alur yang sama mulsa vertikal (T2) lebih efektif menekan kehilangan hara melalui erosi dan aliran permukaan daripada teras gulud (TO). Semakin pendek jarak alur sema- kin efektif menekan kehilangan hara malalui aliran permukaan dan erosi (T4 lebih efektif dari T3 dan T2). Mulsa vertikal (T2, T3, T4) nyata lebih efektif menekan kehilangan hara melalui erosi dibandingkan mulsa konvensional (T1), tetapi tidak nyata dibandingkan dengan teras gulud (TO). Pada semua perlakuan tidak nyata meningkatkan enrichment ratio dalam aliran permukaan…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcFood exportid
dc.titleAnalisis nilai tambah pengolahan dan ekspor teh hijau di koperasi pengolah teh hijau Indonesia (KOPTHINDO), Bandung Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record