dc.description.abstract | Dua wilayah yang banyak ditemui di pedesaan adalah wilayah lahan sawah dan wilayah lahan kering. Tipologi wilayah lahan sawah, lahan pertaniannya didominasi oleh lahan sawah, sedangkan tipologi wilayah lahan kering, lahan pertaniannya didominasi oleh lahan kering. Padi biasanya banyak ditanam di wilayah lahan sawah sedangkan non padi di lahan kering, sebenarnya produk pertanian non padi mempunyai nilai ekonomis yang relatif lebih tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui seberapa besar pendapatan rumah tangga petani di wilayah lahan sawah dan wilayah lahan kering. (2) mengetahui keragaman sumber pendapatan rumah tangga petani di wilayah lahan sawah dan wilayah lahan kering, (3) mengetahui distribusi pendapatan rumah tangga petani di wilayah lahan sawah dan wilayah lahan kering.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei Juli 2000. pemilihan lokasi dilakukan secara purposive, yaitu Desa Cikadu yang mewakili desa dengan potensi lahan sawah, dan Desa Haurkuning yang mewakili desa dengan potensi lahan kering. kedua desa tersebut terletak di Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat. Petani yang dijadikan responden berjumlah 60 orang, yaitu masing- masing 30 orang di wilayah lahan sawah dan 30 orang di wilayah lahan kering.
Metode yang digunakan adalah metode penghitungan pendapatan, yaitu pendapatan bersih rumah tangga petani dihitung dengan cara, jumlah penerimaan dikurangi pengeluarannya. Untuk analisa distribusi pendapatan rumah tangga petani digunakan konsep ketimpangan relatif yaitu kriteria distribusi pendapatan berdasarkan koefisien gini dan kriteria berdasarkan Bank Dunia. | id |