Kemampuan kredit "Karya Usaha Mandiri" dalam meningkatkan pendapatan dan memperluas kesempatan berusaha masyarakat miskin di pedesaan : Studi kasus pada desa Nanggung dan desa Parakang Muncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Abstract
Peningkatan keragaman kegiatan ekonomi di pedesaan menimbulkan pula peningkatan keperluan prasarana ekonomi termasuk permodalan, sehingga hal ini mengacu kepada ke- adaan perekonomian pedesaan yang mengarah pada monetized economy. Dan pemberian kredit merupakan salah satu cara untuk mendukung keadaan tersebut dan mengatasi masalah permodalan yang dihadapi masyarakat golongan pendapatan rendah. Namun usaha pemberian kredit di pedesaan belum sepenuhnya mampu menjangkau masyarakat pedesaan terutama masyarakat golongan miskin. Karena sebagian besar dari mereka yang terjangkau oleh kredit pedesaan tersebut adalah masyarakat yang berpendapatan menengah keatas, memiliki lahan yang luas dan berpendidikan relatif tinggi.
Salah satu penyebab adanya kesalahan distribusi ini adalah pola pelayanan dari lembaga kredit tersebut kurang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat golongan miskin di pedesaan. Program perkreditan yang sedang di- kembangkan dan diuji cobakan di Indonesia adalah program Karya Usaha Mandiri yang menerapkan pola Grameen Bank dari Bangladesh. Program ini dirancang untuk mencoba menjang- kau golongan miskin di pedesaan sehingga dapat membuka akses mereka terhadap fasilitas kredit sebagai sumber modal bagi usaha mereka.
Tulisan ini bertujuan untuk melihat kemampuan dari kredit KUM ini terhadap peningkatan pendapatan dan memperluas kesempatan berusaha masyarakat miskin yang ada di pedesaan, melihat karakteristik dari pola pelayanan KUM dan perkembangan dari program KUM itu sendiri. Hal-hal tersebut dijelaskan secara deskriptif dalam bentuk tabula- si silang.
Dalam prinsip yang dipakai dan syarat-syarat yang dikenakan bagi calon anggota KUM memang dirancang agar KUM dapat mencapai atau menjangkau sasarannya. Tatacara operasional peminjaman kredit yang ditetapkan oleh KUM memang dibuat sesederhana mungkin mengingat tingkat Pendidikan mereka yang rata-rata rendah, tetapi tetap mengangkat dan menghormati harga diri mereka. Penilaian nasabah yang umumnya positif terhadap pola syarat, dan prosedur yang dapat diterima oleh masyarakat di pedesaan sebagai sumber bantuan permodalan bagi usaha mereka yang sedang dan akan dijalankan…dst