Periode Dormansi Selama Penyimpanan dan Metode Pematahan Dormansi Benih Bayam (Amaranthus spp.).
Date
2024Author
Khotimah, Dian Nur
Marwiyah, Siti
Palupi, Endah Retno
Haq, Nasrul
Metadata
Show full item recordAbstract
Benih bayam yang baru dipanen memiliki dormansi after-ripening sehingga
tidak dapat segera digunakan sebagai bahan tanam. Penelitian bertujuan
mendapatkan informasi persistensi dormansi benih bayam varietas BY-04 yang
disimpan dalam kondisi simpan yang berbeda dan mendapatkan metode pematahan
dormansi yang efektif. Penelitian dilakukan menggunakan dua lot benih (K6/21633 dan L-1) yang dilakukan sebagai dua percobaan berbeda. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap petak tersarang dengan
faktor percobaan pertama adalah kondisi simpan, terdiri atas kondisi simpan AC
(15,9– 9,5 ℃, RH 44–64%) dan kondisi simpan kamar (26,3–29,5℃, RH 62–79%)
dengan penyimpanan selama 24 MSS. Faktor kedua berupa perendaman zat
pengatur tumbuh selama 24 jam sebelum pengecambahan menggunakan larutan
GA3 200 ppm, GA3 400 ppm, KNO3 2000 ppm, KNO3 4000 ppm, dan benih tanpa
perlakuan (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara kondisi
simpan dan perlakuan pematahan dormansi tidak menunjukkan hasil yang konsisten.
Kondisi simpan kamar (26,3–29,5℃ dan RH 62–79%) menginisiasi pematahan
dormansi lebih cepat pada 10 MSP dibandingkan kondisi simpan AC (15,9–19,5℃
dan RH 44–64%) pada 12 MSP. Perlakuan pematahan dormansi dengan GA3 dan
KNO3 menunjukkan hasil yang setara, namun KNO3 lebih direkomendasikan.
Struktur internal benih yang tidak lengkap menjadi penyebab tingginya jumlah
benih segar tidak tumbuh dalam penelitian. The newly harvested Amaranth seeds exhibit after-ripening dormancy,
preventing immediate use as planting material. This research aims to obtain
information on the persistence of dormancy in spinach seeds of BY-04 variety
stored under different conditions and to identify an effective method for breaking
dormancy. The study utilized two seed lots (K-6/21633 and L-1) treated as separate
experiments. A randomized complete block design with nested factors was
employed, where the first factor was the storage condition, including airconditioned storage (15.9–19.5 ℃; RH 44–64%) and room temperature storage
(26.3–29.5 ℃; RH 62–79%) for 24 days of after-ripening. The second-factor
involved seed soaking with plant growth regulators for 24 hours before germination,
using GA3 solutions at 200 ppm and 400 ppm, KNO3 solutions at 2000 ppm and 4000
ppm, and untreated seeds (control). The research indicates that the interaction
between storage conditions and dormancy-breaking treatments shows inconsistent
outcomes. The storage conditions (26.3–29.5℃ and RH 62–79%) initiate dormancy
breakage earlier at 10 weeks post-harvest compared to the AC storage conditions
(15.9–19.5℃ and RH 44–64%) at 12 weeks post-harvest. Dormancy-breaking
treatments using GA3 and KNO3 show comparable results, although KNO3 is more
recommended. The incomplete internal seed structure is identified as the cause of
the high number of seeds failing to germinate in the study