Pengaruh Perendaman dan Jenis Perekat terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Bambu Lapis dari Bambu Tali (Gigantochloa apus [J.A & J.H. Schultes] Kurz
Abstract
Bambu sebagai tanaman cepat tumbuh dan mempunyai daur yang relatif pendek merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup menjanjikan sebagai Bahan substitusi kayu. Akan tetapi, adanya variasi dimensi, buku bambu, serta Ketidakseragaman panjang ruas membuat pemanfaatan bambu terbatas sehingga dengan teknologi pembuatan bambu lapis dapat mengatasi hal tersebut. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bambu tali (Gigantochloa apus [J.A Jan J.H. Schulthes] Kurz) yang berumur sekitar 2-3 tahun. Perekat Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI), Melamine Formaldehyde (MF), epoxy, lakban kertas dan kapur.
Sifat fisis bambu lapis meliputi nilai kadar air dengarn rata-rata sebesar 96%, rata-rata kerapatan sebesar 0,70 g/cm², rata-rata daya serap air sebesar 29.40% dan rata-rata pengembangan tebal sebesar 5,97%. Sifat mekanis bambu Lapis meliputi MOE sejajar serat dengan nilai rata-rata sebesar 5489,83 kgf/cm², nilai rata-rata MOE tegak lurus serat sebesar 29386,70 kgf/cm², nilai rata-rata MOR sejajar serat sebesar 503,69 kgf/cm², nilai rata-rata MOR tegak lurus serat Sebesar 389,25 kgf/cm², nilai kekerasan sebesar 591,44 kgf/cm², nilai rata-rata keteguhan rekat sejajar serat sebesar 19,95 kgf/cm², dan nilai rata-rata keteguhan rekat tegak lurus serat sebesar 15,20 kgf/cm².
Jenis perendaman dan perekat memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan dan daya serap air. Jika dilihat dari perlakuan perendaman umumnya bambu lapis dengan perendaman kapur memiliki nilai kadar air terendah, hal ini diduga karena endapan kapur yang menutupi pori-pori bambu menyebabkan terhambatnya masuknya air ke dalam bambu. Bambu lapis dengan perekat epoxy umumnya memiliki kadar air yang tinggi. Hal ini terjadi karena perekat epoxy memiliki kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan perekat MDI dan MF sehingga distribusi perekat pada permukaan finir kurang merata. Distribusi perekat yang fidak merata menimbulkan rongga-rongga kosong yang mempermudah penyerapan air.
Bambu lapis yang dihasilkan pada penelitian ini pada umumnya memiliki sifat sis dan sifat mekanis yang memenuhi standar SNI 01-5008.7-1999 dan JAS No. 232 Tahun 2003 kayu lapis struktural. Bambu lapis dengan perekat MDI umumnya memiliki sifat mekanis yang paling baik….
Collections
- UT - Forestry Products [2380]