dc.description.abstract | Wilayah pesisir merupakan wilayah transisi antara dua lingkungan yang berbeda, yaitu laut dan daratan yang keduanya saling mempengaruhi. Tingkat pemanfaatan wilayah pesisir Indonesia sangat beragam dari tingkat pemanfaatan yang terendah karena jarang penduduknya, sampai tingkat pemanfaatan yang intensif, yang kadang- kadang sampai melampaui daya dukungnya, misalnya pemanfaatan di kawasan mangrove.
Selain perubahan pada kawasan mangrove, permasalahan perubahan fisik wilayah pesisir juga mencakup perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai ini dapat disebabkan oleh adanya akresi maupun abrasi pada daerah tersebut. Adanya akresi pada tepi pantai dapat mengakibatkan pendangkalan pada muara sungai, sedangkan abrasi dapat menghancurkan bangunan yang terdapat di tepi pantai. Oleh karena itu perlu adanya pemantauan mengenai perubahan garis pantai guna pengelolaan wilayah pesisir yang lebih efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan fisik pesisir utara Subang, Jawa Barat. Adapun sasaran dari penelitian ini adalah diketahuinya fenomena perubahan fisik wilayah pesisir, khususnya perubahan luas dan kerapatan mangrove serta perubahan garis pantai yang dianalisis dari data LANDSAT-TM multitemporal.
Data satelit yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data LANDSAT-5 dari sensor TM yang direkam pada tanggal 3 Juli 1988, 9 Juli 1990, 30 Juli 1992 dan 5 Juni 1995. Data satelit tersebut diperoleh dari Bidang Matra Laut LAPAN. Untuk mendukung interprestasi data satelit, dipergunakan data penunjang berupa peta dan data kehutanan.
Pada penelitian ini digunakan metode analisis digital data yang meliputi proses pemulihan citra, pengklasifikasian (maximum likelihood classification), analisis indeks vegetasi (normalized vegetation index) dan penggabungan klasifikasi penutupan lahan (MLC) dengan hasil analisis indeks vegetasi (NVI). Pengolahan data seluruhnya diproses dengan software IDRISI ver 4.1 menggunakan komputer pribadi (PC) yang tersedia di Bidang Matra Laut LAPAN, Pekayon, Jakarta Timur.
Citra hasil koreksi geometris terhadap peta rupa bumi skala 1:25.000 memiliki nilai penyimpangan RMS (root mean square) sebesar 0.98 pixel, sedangkan nilai penyimpangan RMS citra-citra hasil registrasi berkisar 0.49 pixel.
Hasil analisis perubahan lingkungan daratan memperlihatkan adanya penurunan luas mangrove pada periode 1988-1992, tetapi pada periode tahun 1992-1995 terlihat adanya peningkatan luas mangrove pada pesisir utara Subang. Sedangkan luas tambak memperlihatkan kecenderungan luas tambak menurun pada periode 1988-1990, tetapi pada periode 1990-1992 meningkat kemudian menurun kembali pada periode 1992- 1995…dst | id |