| dc.description.abstract | Dari data BPS (1995) terlihat bahwa di sektor perdagangan, sektor usaha restoran cukup memberikan kontribusi yang besar bagi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu sebesar Rp 12.130,7 milyar. Dilain pihak pengunjung restoran siap saji baru mencapai 75 persen dari jumlah pengunjung potensial yang diharapkan (CIC, 1993). Hal ini tentunya akan menjadi peluang bagi bisnis makanan siap saji di Indonesia.
Dewasa ini ada dua jenis restoran siap saji yang ada di masyarakat yaitu yang pengelolaannya dengan sistem waralaba (franchise) dan yang bersifat tradisional. Restoran siap saji dengan sistem waralaba memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan restoran siap saji yang dikelola secara tradisional antara lain dari sumber daya manusia yang terlatih, aspek permodalan yang kuat, penggunaan teknologi yang modern, ataupun dari aspek manajemen yang baik. Dilain pihak restoran siap saji di di Indonesia sebenarnya bukanlah hal yang baru. Umumnya restoran siap saji tradisional Indonesia menyajikan masakan khas daerah yang ada di wilayah ini, misalnya masakan khas Sunda, masakan khas Jawa ataupun masakan khas Padang. Dari semua restoran siap saji tradisional yang menyajikan masakan khas Indonesia, restoran Padang dapat dikatakan termasuk restoran yang relatif paling lama diantara yang lain. Akan tetapi meskipun keberadaan restoran Padang telah lebih dulu ada, perkembangannya dirasakan masih lambat mengingat keterbatasan dari restoran siap saji itu sendiri. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan restoran Padang.... | id |
