Show simple item record

dc.contributor.advisorSyafii, Wasrin
dc.contributor.advisorIbnusantosa, Gatot
dc.contributor.advisorSugesty, Susi
dc.contributor.authorAnisah, Laela Nur
dc.date.accessioned2024-04-04T02:20:51Z
dc.date.available2024-04-04T02:20:51Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145290
dc.description.abstractSejalan dengan laju perkembangan industri dan ekonomi, kebutuhan kertas baik di Indonesia maupun di dunia terus meningkat. Untuk mengantisipasi kecenderungan tersebut, dewasa ini industri pulp mengarah kepada peningkatan kapasitas produksi yang ada serta usaha untuk mendirikan industri baru. Kapasitas terpasang industri pulp sampai akhir tahun 1996 sebesar 2.788.400 ton sedangkan kapasitas terpasang industri pulp pada akhir Pelita VI (1989/1999) diproyeksikan sebesar 5.478.400 ton (Ibnusantosa, 1996). Umumnya industri pulp di Indonesia menggunakan proses kimia, terutama proses sulfat. Proses tersebut mempunyai beberapa kelemahan terutama menyebabkan pencemaran udara berupa gas hidrogen sulfida, dimetilsulfida dan metil merkaptan. Sebagai alternatif penanggulangannya, pembuatan pulp dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut organik (metanol, etanol dan lain-lain) yang dikenal dengan proses organosolv. Dengan menggunakan pelarut organik, masalah pencemaran lingkungan diharapkan dapat ditekan sekecil mungkin. Salah satu usaha untuk mengurangi pencemaran dalam industri pulp adalah dengan cara pemulihan kembali bahan-bahan kimia yang terdapat didalam limbah cair dari pembuatan pulp yang dikenal dengan nama lindi hitam (black liquor)....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestry productsid
dc.subject.ddcPulpwoodid
dc.titleIsolasi lignin dan daur ulang sisa cairan pemasak pada pembuatan pulp organosolv beberapa jenis kayu hutan tanaman industriid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record