Isolasi lignin dan daur ulang sisa cairan pemasak pada pembuatan pulp organosolv beberapa jenis kayu hutan tanaman industri
View/ Open
Date
1997Author
Anisah, Laela Nur
Syafii, Wasrin
Ibnusantosa, Gatot
Sugesty, Susi
Metadata
Show full item recordAbstract
Sejalan dengan laju perkembangan industri dan ekonomi, kebutuhan kertas baik di Indonesia maupun di dunia terus meningkat. Untuk mengantisipasi kecenderungan tersebut, dewasa ini industri pulp mengarah kepada peningkatan kapasitas produksi yang ada serta usaha untuk mendirikan industri baru. Kapasitas terpasang industri pulp sampai akhir tahun 1996 sebesar 2.788.400 ton sedangkan kapasitas terpasang industri pulp pada akhir Pelita VI (1989/1999) diproyeksikan sebesar 5.478.400 ton (Ibnusantosa, 1996).
Umumnya industri pulp di Indonesia menggunakan proses kimia, terutama proses sulfat. Proses tersebut mempunyai beberapa kelemahan terutama menyebabkan pencemaran udara berupa gas hidrogen sulfida, dimetilsulfida dan metil merkaptan. Sebagai alternatif penanggulangannya, pembuatan pulp dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut organik (metanol, etanol dan lain-lain) yang dikenal dengan proses organosolv. Dengan menggunakan pelarut organik, masalah pencemaran lingkungan diharapkan dapat ditekan sekecil mungkin.
Salah satu usaha untuk mengurangi pencemaran dalam industri pulp adalah dengan cara pemulihan kembali bahan-bahan kimia yang terdapat didalam limbah cair dari pembuatan pulp yang dikenal dengan nama lindi hitam (black liquor)....
Collections
- UT - Forestry Products [2326]