Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyerahan urusan pertanian tanaman pangan dalam rangka otonomi daerah : Studi kasus: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung
Abstract
Sesuai dengan PP No. 8 Tahun 1995 Tentang Proyek Percontohan Otonomi Daerah, KepMendagri No. 44 Tahun 1995 Tentang Pedoman Organisasi Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Dati II Percontohan serta Perda No.4 Tahun 1997 Kabupaten Dati II Bandung maka ada beberapa tugas dan fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan untuk memperlancar pelaksanan pembangunan pertanian tanaman pangan.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut maka terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dinas dalam pelaksanaan tugas Penyerahan Urusan Pertanian Tanaman Pangan ini. Faktor-faktor tersebut adalah; (1) Sumberdaya Manusia, (2) Keuangan, (3) Peralatan serta (4) Organisasi dan Manajemen.
Dalam oenelitian ini permasalahan yang diteliti, yaitu: (1) Unsur-unsur apa saja dari faktor-faktor SDM, Keuangan, Peralatan, Oraganisasi dan Manajemen yang dapat menjadi Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) di Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Dati II Bandung dalam menjalankan tugas Penyerahan Urusan Pertanian Tanaman Pangan, (2) Unsur-unsur apa saja dari keempat faktor (SDM, Keuangan, Peralatan, Oraganisasi dan Manajemen) yang menjadi Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat) di Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Dati II Bandung dalam menjalankan tugas Penyerahan Urusan Pertanian Tanaman Pangan dan (3) Strategi bagaimana yang akan ditempuh setelah menelaah unsur-unsur SWOT diatas bagi peningkatan kualitas kerja dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut.
Pengumpulan data dan informasi adalah dengan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan dua tahap kuesioner, dari hasil kuesioner pertama yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sumberdaya manusia, keuangan, peralatan, organisasi dan manajemen dinas. Dengan konsensus bahwa kotak-kotak yang mendapat penilaian 8 sampai 10 orang (≥ 80%), yang menyatakan interaksi antar unsur maka kotak-kotak yang bersangkutan diarsir.
Hasil penelitian diolah dengan analisa SWOT diperoleh masing-masing 8 unsur untuk faktor internal dan eksternal. Pada kuesioner kedua yang merupakan hasil identifikasi kuesioner pertama, dilakukan analisa keterkaitan (match) sehingga diperoleh matriks interaksi potensi lingkungan dari unsur-unsur SWOT tersebut…dst