Show simple item record

dc.contributor.advisorWidajati, Eny
dc.contributor.advisorBudiarti, Tati
dc.contributor.authorRini, Indah Sulistiyo
dc.date.accessioned2024-04-04T01:54:20Z
dc.date.available2024-04-04T01:54:20Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145255
dc.description.abstractPenelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh periode simpan, metode silipall, dan kultivar terhadap viabilitas benih jeruk besar. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB Leuwikopo Bogor pada bulan Mei hingga September 2000. Penelitian menggunakan rancangan petak-petak terbagi yang terdiri dari tiga faktor. Faktor pertama adalah periode simpan sebagai petak utama yang terdiri dari periode simpan 0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 minggu. Faktor kedua adalah metode simpan sebagai anak petak yang terdiri dari metode penyimpanan benih di dalam buah dengan pelilinan dan metode penyimpanan dalam bentuk benih yang sudah diekstraksi. Faktor ketiga adalah kultivar sebagai anak-anak petak yang terdiri dari kultivar Srinyonya, kultivar Duku, dan kultivar Gulung. Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Pengamatan dan pengujian viabilitas benih menggunakan tolok daya berkecambah, berat kering kecambah normal, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, tinggi kecambah, panjang akar, dan kadar air benih yang dilakukan setiap periode simpan. Metode penyimpanan benih di dalam buah dengan pelilinan pada umumnya menunjukkan nilai lebih tinggi dibandingkan metode penyimpanan dalam bentuk benih yang sudah diekstraksi, berdasarkan tolok ukur kadar air benih, berat kering kecambah normal, panjang akar, daya berkecambah, keserempakan tumbuh, dan kecepatan tumbuh. Kadar air benih pada metode penyimpanan benih di dalam buah dengan pelilinan dapat dipertahankan sampai periode simpan 12 minggu untuk kultivar Duku dengan nilai sebesar 40.06% dan kultivar Gulung dengan nilai sebesar 38.12%, sedangkan kadar air benih kultivar Srinyonya dapat dipertahankan sampai periode simpan 8 minggu dengan nilai sebesar 38.23%. Pada metode penyimpanan dalam bentuk benih yang sudah diekstraksi, kadar air benih kultivar Duku menunjukkan penurunan sejak periode simpan 2 sampai 12 minggu, sedangkan penurunan kadar air benih kultivar Srinyonya dan kultivar Gulung terjadi sejak periode simpan 4 sampai 12 minggu. Pada metode penyimpanan benih di dalam buah dengan pelilinan, daya berkecambah benih kultivar Srinyonya dapat dipertahankan sampai periode simpan 8...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcCitrusid
dc.titlePengaruh periode simpan, metode simpan, dan kultivar terhadap viabilitas benih jeruk besar (citrus maxima (burm.) merr.)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record