Show simple item record

dc.contributor.advisorPrawirodihardjo, Wiryadi
dc.contributor.authorYelni
dc.date.accessioned2024-04-03T03:42:04Z
dc.date.available2024-04-03T03:42:04Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145020
dc.description.abstractSasaran pembangunan sektor pertanian antara lain diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian. Pembangunan di bidang pengairan, khusunya irigasi merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi pertanian tersebut. Pembangunan irigasi dapat dilaksanakan dengan cara pembangunan irigasi baru, rehabilitasi jaringan irigasi yang rusak dan meningkatkan kualitas dan kuantitas operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Sejak awal Pelita V, pembangunan irigasi lebih ditekankan pada peningkatan kegiatan operasi dan pemeliharaan (O dan P) jaringan irigasi. Potensi terbesar untuk memperbaiki pengelolaan (O dan P) penggunaan air terletak pada tingkat usahatani (tersier). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa prasarana irigasi pada jaringan utama lebih baik dari pada jaringan tersier. Pihak yang diharapkan mampu mengelola dan memelihara dengan baik, khusunya pada jaringan irigasi ditingkat tersier adalah Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Kebijaksanaan pemerintah untuk membantu membangun jaringan tersier hingga 50 meter setelah bangunan sadap merupakan suatu upaya memperbaiki pengelolaan ditingkat tersier dan membentuk organisasi P3A adalah untuk mendorong swadaya petani dalam pengelolaan jaringan irigasi. Namun hal ini belum mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena berdasarkan data statistik sampai dengan tahun 1989 dari 21.000 P3A yang telah dibentuk, kurang lebih hanya 10 persen yang benar-benar beroperasi dengan baik. Dirjen Pengairan mengklasifikasikan sistem jaringan irigasi menjadi empat macam yaitu irigasi teknis maju, teknis, setengah teknis dan sederhana. Adanya perbedaan sistem jaringan irigasi tersebut menyebabkan tingkat pengelolaan irigasi ditingkat tersier juga berbeda. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani padi sawah. Dari latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk:(1) mengetahui hubungan keragaan pengelolaan irigasi (O dan P) oleh P3A terhadap produksi dan pendapatan usahatani padi sawah pada jaringan irigasi teknis dan sederhana, (2) mengetahui hubungan potensi air, kondisi jaringan irigasi dan ketersediaan air terhadap pola tanam dan intensitas tanam yang pada akhirnya mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani padi sawah dan (3) mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi dan pendapatan usahatani padi sawah pada jaringan irigasi teknis dan irigasi sederhana….dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcIncomeid
dc.titleFaktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani paadi sawah pada jaringan irigasi teknis dan irigasi sederhana : Studi kasus di Desa Tinggar Jaya, Kecamatan Jatilawang dan Desa Losari, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record