Show simple item record

dc.contributor.advisorDamanhuri, Didin S
dc.contributor.advisorTaryono
dc.contributor.advisorAmanah, Siti
dc.contributor.authorAfriana, Wendra
dc.date.accessioned2024-04-01T05:48:12Z
dc.date.available2024-04-01T05:48:12Z
dc.date.issued2024-03
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144489
dc.description.abstractPenelitian ini menganalisis bentuk, dampak dan peran kearifan lokal keagamaan yang diikuti oleh perempuan nelayan terhadap human capital mereka. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan: 1) Menganalisis faktor-faktor penyebab rendahnya human capital perempuan nelayan. 2) Mengkaji bentuk kearifan lokal agama dalam upaya peningkatan human capital perempuan nelayan. 3) Mengkaji manfaat materi dan immateri dari kearifan lokal dalam upaya meningkatan human capital perempuan nelayan. 4) Merekomendasikan upaya – upaya untuk meningkatkan human capital perempuan nelayan berdasar kearifan lokal. Teori human capital investment yang dipadukan dengan konsep ekonomi bisnis dalam komunitas perempuan nelayan menjadi landasan dalam disertasi ini. Dalam konteks makro, penelitian ini berkontribusi terhadap rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dari sisi human capital. Penelitian dilaksanakan pada komunitas perempuan nelayan di Provinsi DKI Jakarta, tepatnya Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing dan Kelurahan Pluit Kecamatan Penjaringan. Masyarakat pada dua daerah penelitian tersebut memiliki nilai-nilai agama yang berkembang menjadi kearifan lokal, utamanya diterapkan atau diimplementasikan oleh perempuan nelayan. Dengan kearifan lokal tersebut merupakan sebuah potensi untuk menyokong human capital investment yang lebih kuat. Pada Kelurahan Kalibaru, terdapat 30 komunitas perempuan nelayan dan laki-laki sebanyak 20 orang pada RT 09 dan RT 12 berpartisipasi dalam penelitian. Pada Kelurahan Pluit, 19 perempuan nelayan dan 12 responden lakilaki turut berpartisipasi. Kearifan lokal yang diterapkan oleh komunitas perempuan nelayan tersebut adalah komitmen bersama dalam bentuk iuran wajib berupa uang “suka duka” dan sistem “ngecrek” yang khas untuk masyarakat pesisir. Kriteria perempuan nelayan yang terlibat dalam penelitian adalah istri nelayan penuh ataupun nelayan sambilan serta perempuan yang belum menikah atau paling rendah berusia 17 tahun. Terdapat kekhasan pola nafkah dari kedua perempuan nelayan yang menggambarkan ekonomi mereka. Mayoritas perempuan nelayan di Kelurahan Kalibaru bekerja sebagai pengupas kerang, sementara di Kelurahan Pluit lebih beragam atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan perikanan dan kelautan, seperti pembantu rumah tangga dan pedagang warung tegal (warteg). ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcTropical Marine Economyid
dc.titleHuman Capital Investment pada Perempuan Nelayan dalam Perspektif Ekonomi Kelautanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordhuman capital investmentid
dc.subject.keywordreligious virtueid
dc.subject.keywordempowerment of fisherwomenid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record