Show simple item record

dc.contributor.advisorMUsa, M. Sjarkani
dc.contributor.advisorMuchtar, Armen
dc.contributor.authorHendranata, Anton
dc.date.accessioned2024-04-01T02:40:09Z
dc.date.available2024-04-01T02:40:09Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144396
dc.description.abstractKajian ini bertujuan memperoleh dugaan model fungsi diskriminan linear untuk menjelaskan peubah diskriminator yang mampu mendiskrimi- nasikan perbedaan antara dua grup yang ditandingkan. Data yang digunakan diambil dari percobaan pengujian manfaat penggunaan pseudoefedrin dan terfenadin terhadap penderita rinitis akut, yang dilakukan oleh Unit Farmokologi Klinik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta untuk menguji manfaat penggunaan pseudoefedrin dan terfenadin. Manfaat obat dinilai dari pengukuran nasal airflow (NAF), sedangkan denyut nadi (P), tekanan darah sistolik (SP), dan tekanan darah diastolik (DP) sebagai peubah-peubah efek sampingan. Pada penderita yang menerima pengobatan aktif (pseudoefedrin, terfenadin, atau kombinasinya) manfaat maksimum nasal airflow (NAF) terlihat dua jam setelah pemberian obat, sedangkan penderita yang menerima pengobatan tak aktif (plasebo) terlihat pula perbaikan dalam nasal airflow (NAF) dan mencapai puncaknya lima jam setelah pengobatan. Pada pengobatan aktif peningkatan nasal airflow (NAF) > 680 ml/menit mencapai 64, 60, dan 58% dari penderita, yang masing-masing menerima pengobatan pseudoefedrin dan terfenadin masing-masing dengan dosis 30 dan 40 mg, pseudoefedrin dengan dosis 60 mg, dan pseudoefedrin dan terfenadin masing-masing sebesar 60 dan 60 mg dua jam setelah pengobatan. Sedangkan pengobatan tak aktif (plasebo) mencapai efektifitas sebesar 50% terlihat lima jam setelah pengobatan. Empat jam setelah pengobatan pengaruh atau efektifitas dari berbagai macam obat itu hampir sama. Penderita yang mengalami efek samping berupa denyut nadi, tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik sangat sedikit. Dengan kata lain efek samping penggunaan obat dapat diabaikan. Berdasarkan pengujian rataan analis ragam peubah-ganda hanya grup pengobatan tanpa terfenadin lawan dengan terfenadin yang memberikan respons berbeda (berdasarkan pengamatan NAF, P, SP, dan DP masing-masing pada tujuh waktu pengamatan). Bias dari prediksi model reduksi sebesar 6.66% terhadap model penuh masih dapat ditenggang. Fungsi diskriminan model penuh dan reduksi mempunyai derajat keterandalan yang cukup tinggi, masing- masing sebesar 95.83 dan 89.17%. Dengan demikian model reduksi yang lebih sederhana (16 peubah diskriminator) dapat dipertimbangkan sebagai pendiskriminasi dari dua grup pengobatan yang ditandingkan. Pada satu pihak nilai awal nasal airflow dan tekanan darah diastolik tiga jam setelah pengobatan dan pada pihak yang lain yaitu nilai awal denyut nadi dan tekanan darah sistolik, serta tekanan darah diastolik 1.5 jam setelah pengobatan memberikan sumbangan utama dalam mendiskriminasikan respons penderita-penderita yang menerima pengobatan tanpa terfenadin terhadap penderita yang menerima pengobatan dengan terfenadin.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnalisis diskriminan bertatar percobaan penderita pinitis akutid
dc.titleAnalisis diskriminan bertatar percobaan penderita pinitis akutid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record