Show simple item record

dc.contributor.advisorSjamsudin, Endang
dc.contributor.advisorSopandie, Didy
dc.contributor.authorArief, Vivi Noviati
dc.date.accessioned2024-04-01T02:01:42Z
dc.date.available2024-04-01T02:01:42Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144346
dc.description.abstractPercobaan ini dilakukan untuk menguji keidentikan biji-biji dalam satu polong, melakukan seleksi awal pada tanah masam, dan pengujian cepat di kultur hara. Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Cimanggu, Bogor mulai bulan Mei 2001 - September 2001. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri atas 12 genotipe yang merupakan hasil radiasi (400 rad) dan seleksi in-vitro pada taraf Al 0-500 ppm. Percobaan terdiri atas dua seri berdasarkan genotipe yang digunakan. Seri pertama terdiri atas tiga genotipe, yaitu Wilis Radiasi Al-300 (A), Sindoro Radiasi Al-1(x) (H), dan Sindoro Radiasi pH 4(I). Seri kedua terdiri atas sembilan genotipe, yaitu Wilis Radiasi Al-400 (B), Wilis Radiasi Al-300 (C), Wilis Radiasi Al-200 (D), Wilis Radiasi Al-500 (E), Wilis Radiasi Al-500 (F), Wilis Kontrol Al- 300 (L), Sindoro Radiasi Al-300 (G), Sindoro Radiasi Al-300 (J), dan Sindoro Radiasi 400 (K). Tanah masam yang digunakan pada seri pertama memiliki kejenuhan Al 57%, Aldd 11.57, dan pH 4.80, sedangkan tanah masam seri kedua memiliki kejenuhan Al 81%, Aldd 13.32, dan pH 4.37. Pada setiap seri digunakan varietas Wilis dan Sindoro sebagai kontrol. Pada seri pertama dilakukan uji keidentikan, pengujian di tanah masam, dan pengujian di tanah normal, sedangkan seri kedua meliputi pengujian di tanah masam dan pengujian di kultur hara. Keidentikan diduga dengan melihat selisih antar pasangan tanaman yang berasal dari satu polong. Bila rata-rata selisih ini lebih kecil daripada standar deviasi kontrol, genotipe tersebut identik. Pertanaman di tanah normal digunakan untuk melihat persentase penuruanan hasil. Semakin kecil persentase penurunan hasil, semakin toleran genotipe tersebut. Dari hasil uji keidentikan terlihat bahwa hanya genotipe Sindoro Radiasi Al-100 (H) yang identik untuk semua sifat yang diamati, sedangkan genotipe Sindoro Radiasi pH 4 (I) dan Wilis Radiasi Al-300 (A) tidak identik. Hal ini berarti satu polong memiliki potensi lebih dari satu genotipe. Perlakuan radiasi dan seleksi in-vitro dapat menghasilkan genotipe-genotipe yang lebih baik, di mana dari hasil pengujian penurunan hasil di tanah masam seri pertama dan kedua diperoleh dua genotipe potensial berturur-turut Sindoro Radiasi Al-100 (H) dan Wilis Radiasi Al-500 (Ε). Pengujian di kultur hara memberikan hasil yang kurang memuaskan dan perlu dilakukan perbaikan metode. Persentase keberhasilan pemindahan tanaman dari kultur hara ke tanah normal (tanpa Al) adalah 100%. Pada pertanaman ini terjadi perubahan penampilan morfologi, yaitu membesarnya diameter batang dan lebar daun, serta melambatnya umur berbunga (88-113 HST)id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcSoybeanid
dc.titleUji pendahuluan genotipe-genotipe kedelai (Glycine max (L) Merrill) hasil seleksi in vitro terhadap cekaman aluminium dan pH rendahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record