Analisis Prilaku Kepemimpinan Aktifis OSIS SLTA dengan Pendekatan Metode Penskalaan Ganda
Abstract
Penskalaan Dimensi Ganda (Multidimensional Scaling) merupakan salah satu analisis statis- tika yang banyak digunakan pada berbagai disiplin ilmu, misalnya riset pemasaran, biologi dan ilmu- ilma sosial. Penelitian ini merupakan salah satu contoh penerapan Penskalaan Dimensi Ganda pada bidang ilmu sosial, yakni untuk melihat profil kepemimpinan aktifis OSIS SLTA menurut persepsi responden. Yang bertindak sebagai responden adalah siswa/i pengurus OSIS dan non pengurus OSIS tetapi cukup aktif di OSIS pada SMAN 3 Manna, SMA Karya Manna dan MAN Manna.
Atribut yang diukur disini adalah mengenai persepsi responden terhadap prilaku kepemim- pinan empat aktifis OSIS yakni Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Prilaku kepemim- pinan tersebut antara lain: kejujuran, tanggung jawab, kesungguhan, kepercayaan diri, ketajaman berpikir, kemauan mendengarkan dan berbagi pengalaman, kerjasama serta ketepatan dalam meng- ambil keputusan.
Berdasarkan nilai Stress akhir konfigurasi, obyek-obyek dalam hal ini keempat aktifis OSIS mempunyai kecocokan paling baik bila ditampilkan pada sebuah konfigurasi (peta) berdimensi 2. Dari konfigurasi ini terlihat bahwa posisi titik A (Ketua), C (Sekretaris) dan D (Bendahara) saling berdekatan, sedangkan titik B (Wakil Ketua) sangat jauh dari ketiga titik lainnya. Kedekatan ini ditafsirkan bahwa ketiga aktifis tersebut mempunyai banyak kesamaan dan titik yang jauh ditafsirkan bahwa ketiga aktifis tersebut cukup berbeda dengan Wakil Ketua. Atribut yang mampu menerangkan konfigurasi dengan baik adalah kesungguhan, percaya diri, ketajaman berpikir, mendengarkan dan kerjasama (R> 97.5%). Penafsiran terhadap atribut yang dimiliki oleh setiap aktifis didekati dengan model vektor.
Stabil tidaknya konfigurasi (peta) yang dihasilkan didekati dengan metode Bootstrapping dan Jaccknifing. Konfigurasi yang dihasilkan kedua metode ini menunjukkan adanya perubahan ukuran dimensi dan posisi obyek bila dibandingkan konfigurasi awal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konfigurasi awal yang dihasilkan tidak stabil baik secara eksternal maupun internal