Pembentukan dan pemurnian antiserum kambing dari kelinci yang suntik serum kambing
View/ Open
Date
1992Author
Husin, Stefanus
Girindra, Aisjah
Artika, I Made
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk membentuk antiserum kambing pada kelinci, memurnikan anti- serum yang diperoleh dengan menggunakan "salting out"; kromatografi penyaringan gel; kromatogru- fi afinitas; elektroforesis SDS-PAGE; metoda difusi ganda Ouchterlony dan imunoelektroforesis serta menentukan bobot molekul (BM) dan konsentrasi protein dari antiserum yang telah dimurnikan.
Dalam penelitian ini pembuatan antiserum dilakukan dengan cara menyuntikkan serum kam- bing pada kelinci. Untuk mengetahui apakah ada atau tidak antiserum yang terbentuk dalam tubuh kelinci, dilakukan uji dengan menggunakan metoda difusi ganda Oucthterlony dalam medium agar. Terbentuknya antiserum ditandai dengan munculnya garis presipitasi. Selanjutnya bila ada antiserum kambing yang terbentuk pada kelinci dilakukan proses pemurnian seperti yang disebutkan di atas.
Kelinci yang dipakai pernah disuntik serum sapi kira-kira empat bulan sebelum penyuntikan serum kambing. Dari empat ekor kelinci yang disuntik tersebut ternyata tidak semuanya memberikan hasil yang baik dalam pengujian dengan metoda difusi ganda Ouchterlony. Ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengadakan respon imun (tanggap kebal) dari setiap individu (kelinci) tidak sama, walaupun diberi perlakuan yang sama. Hasil yang lebih baik diperlihatkan oleh kelinci 3 dan 4.
Selain bereaksi dengan serum kambing, antiserum yang dihasilkan tersebut juga bereaksi de- ngan serum sapi. Ini berarti terjadi tangap kebal sekunder pada kelinci, yang terjadi karena antigen kedua yang identik dengan yang pertama (Tizard, 1988). Keindentikan antigen yang kedua (serum kambing) dengan antigen yang pertama (serum sapi) tampak pada garis presipitasi yang bersesuaian. Disamping itu antiserum yang dihasilkan tidak spesifik, karena selain bereaksi dengan serum sapi dan kambing yang disuntikkan juga dapat bereaksi dengan serum kambing lain dan domba.
Letak garis presipitasi yang lebih dekat ke arah sumur antiserum menunjukkan bahwa bobot molekul (BM) dan konsentrasi dari antiserum kambing lebih besar daripada serum kambing, sapi, dan domba.
Pengujian antiserum yang telah dimurnikan dengan elektroforesis SDS-PAGE 8% memper lihatkan dua sub unit yang berbeda (dimer) dengan bobot molekul (BM) 50.477 dan 45.782. Sedang- kan perlakuan dengan imunoelektroforesis menunjukkan busur presipitasi fraksi albumin dan globulin dari hasil interaksi antara antiserum kambing dengan serum kambing dan sapi tampak terpisah de- ngan jelas. Albumin yang paling besar muatan negatifnya bergerak lebih dekat ke arah anoda (+) dan globulin yang muatan negatifnya lebih kecil berada di belakang albumin.
Konsentrasi protein pada antiserum kambing menurun pada setiap tahap pemurnian. Kon- sentrasi protein akhir antiserum yang telah dimurnikan adalah 13.58 µg/ml (antiserum kambing dari kelinci 3) dan 15.99 µg/ml (antiserum kambing dari kelinci 4).
Collections
- UT - Chemistry [2060]